Dalam data Satgas COVID-19 Kabupaten Blitar di tiga hari terakhir, terdapat tambahan 29 kasus dari klaster keluarga dan perjalanan. Namun pada paparan sebelumnya didominasi orang tanpa gejala atau asimptomatik. Di gelombang paparan terakhir ini didominasi pasien dengan gejala klinis.
"Kami waspadai ada perubahan paparan. Kalau sebelumnya didominasi OTG. Namun sekarang ini lebih banyak yang bergejala. Mereka terpapar dari pasien positif sebelumnya. Baik yang isolasi mandiri di rumah, di gedung isolasi pemerintah, atau isolasi di rumah sakit," kata Jubir Satgas COVID-19 Kabupaten Blitar, Krisna Yekti kepada detikcom, Senin (9/11/2020).
Krisna mengakui, upaya tracing dan testing belum memenuhi target yang diharapkan. Kendala utama, mesin PCR yang dimiliki Pemkab Blitar baru bisa dioperasikan. Seperti di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, baru beroperasi pada Bulan Agustus.
Sedangkan di RSUD Srengat, baru beroperasi pada akhir Bulan Oktober. Selain itu, kapasitas kedua mesin itu terbatas. Dalam sehari sekitar 18 spesimen swab bisa dikerjakan dan hasilnya diketahui esok harinya.
"Sejak Maret sampai awal Nopember ini, tes swab capaian kami baru sekitar 10.000. Padahal targetnya sebanyak 100 spesimen per hari. Namun tracing dan testing kami pada kontak erat masih terkendala hasil tes PCR yang masih harus dikirim ke Surabaya. Jadi hasilnya agak lama baru bisa kami terima," imbuhnya.
Sampai Minggu (8/11), jumlah kasus positif COVID-19 di Kabupaten Blitar mencapai 866 kasus. Terdiri dari 10 orang yang isolasi mandiri, 19 pasien isolasi di gedung isolasi pemkab dan 29 pasien isolasi di rumah sakit rujukan. Yang sembuh sudah sekitar 80 persen, yakni 741 orang. Sedangkan 58 pasien masih diobservasi dan 67 pasien meninggal dunia.
Simak juga video '13 Provinsi Jadi Prioritas Penanganan Corona di Indonesia':
(sun/bdh)