Tim Cyber Crime Satreskrim Polres Probolinggo menangkap 7 orang yang menyebarluaskan berita hoaks soal kondisi jenazah pasien COVID-19. Dalam posting-an yang tersebar, jenazah Mahmuda (49) warga Desa Alas Tengah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo disebutkan tanpa bola mata.
Kini Polres Probolinggo terus memburu pelaku pertama yang meng-upload video viral tersebut. Selain itu, pihak kepolisian juga sambil memburu netizen lainnya yang ikut menyebarluaskan berita hoaks tersebut.
Akhirnya, di beberapa media sosial banyak netizen yang mengganti caption atau keterangan dari video viral tersebut. AKBP Ferdy Irawan, Kapolres Probolinggo menyampaikan, anggotanya terus melakukan penyelidikan dan pengembangan kasus UUD ITE tersebut.
"Jasad pasien COVID-19 dikabarkan bola mata tercongkel. Yang melanggar UUD ITE dan masih diburu pelaku utama dan awal penyebar video viral bohong tersebut. Dan yang memberi keterangan palsu di dalam video tersebut," kata Ferdy, Minggu (8/11/2020).
Tonton juga 'Keluarga di Makassar Ngamuk Tak Boleh Bawa Pulang Jenazah':
Pihak keluarga Mahmuda menilai, apa yang dilakukan warganet merupakan perbuatan tidak terpuji. Keluarga menegaskan, kabar jenazah tanpa bola mata itu tidak benar. Dalam video yang viral, sebenarnya keluarga menangis histeris karena sedih dan berduka atas meninggalnya Mahmuda.
Wajah jasad Mahmuda penuh luka dikarenakan pembuluh darah pecah. Sehingga bola matanya tertutup darah. Namun dalam video yang viral, ada narasi seolah-olah mata Mahmuda hilang akibat tindakan medis.
Mohamad Ainur Huda, keponakan almarhumah Mahmuda menyayangkan ulah netizen yang menyebarluaskan berita bohong atau hoaks tersebut. Ketika pembongkaran peti jenazah di musala saat itu, ia menyaksikan dari dekat bahwa dua bola matanya lengkap. Hanya saja tertutup darah.
"Sangat jengkel dan menyayangkan ulah orang tidak bertanggung jawab, yang banyak menyebarkan video bibi. Baik di grup Facebook, Instagram dan grup-grup WhatsApp. Karena saat dibuka peti mati di musola ikut menyaksikan, bola mata bibi lengkap. Hanya saja tertutup darah akibat pecahnya pembuluh darah, akibat penyakit stroke. Bukan seperti yang diberitakan. Semuanya bohong," ujar Ainur.