Jenazah COVID-19 Ini Diviralkan dengan Narasi Matanya Hilang, Keluarga Jengkel

Jenazah COVID-19 Ini Diviralkan dengan Narasi Matanya Hilang, Keluarga Jengkel

M Rofiq - detikNews
Minggu, 08 Nov 2020 15:55 WIB
Jenazah pasien positif COVID-19 ini diviralkan dengan narasi yang menyebutkan matanya hilang. Keluarga dari jenazah tersebut mengaku jengkel dengan berita bohong itu.
Mohamad Ainur Huda, keponakan almarhumah Mahmuda/Foto: M Rofiq
Probolinggo -

Jenazah pasien positif COVID-19 ini diviralkan dengan narasi yang menyebutkan matanya hilang. Keluarga dari jenazah tersebut mengaku jengkel dengan berita bohong itu.

Jenazah yang menjadi korban hoaks tersebut yakni Mahmuda (49) warga Desa Alas Tengah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Pihak keluarga menilai, apa yang dilakukan warganet merupakan perbuatan tidak terpuji. Sebab, pihak keluarga sudah menyaksikan proses pemulasaraan jenazah. Mulai dari dimandikan, dibungkus dan dimasukkan ke peti sesuai syariat agama.

Keluarga menegaskan jika kabar jenazah tanpa bola mata itu tidak benar. Dalam video yang viral, sebenarnya keluarga menangis histeris karena sedih dan berduka atas meninggalnya Mahmuda.

Wajah jasad Mahmuda penuh luka dikarenakan pembuluh darah pecah. Sehingga bola matanya tertutup darah. Namun dalam video yang viral, ada narasi seolah-olah mata Mahmuda hilang akibat tindakan medis.

Mohamad Ainur Huda, keponakan almarhumah Mahmuda menyayangkan ulah netizen yang menyebarluaskan berita bohong atau hoaks tersebut. Ketika pembongkaran peti jenazah di musala saat itu, ia menyaksikan dari dekat bahwa dua bola matanya lengkap. Hanya saja tertutup darah.

"Sangat jengkel dan menyayangkan ulah orang tidak bertanggung jawab, yang banyak menyebarkan video bibi. Baik di grup Facebook, Instagram dan grup-grup WhatsApp. Karena saat dibuka peti mati di musola ikut menyaksikan, bola mata bibi lengkap. Hanya saja tertutup darah akibat pecahnya pembuluh darah, akibat penyakit stroke. Bukan seperti yang diberitakan. Semuanya bohong," ujar Ainur Huda, Minggu (8/11/2020).

Tonton juga 'Keluarga di Makassar Ngamuk Tak Boleh Bawa Pulang Jenazah':

[Gambas:Video 20detik]

Ia berharap masyarakat lebih bijak dalam bermedia sosial. Karena jika tidak, bisa merugikan orang lain dan diri sendiri. Seperti 7 orang yang kini sudah diamankan pihak kepolisian, karena turut menyebarluaskan berita bohong tersebut.

"Kami berharap masyarakat lebih pintar dalam bermedia sosial. Karena pemberitaan di medsos bukan berita yang bisa dipertanggungjawabkan. Disaring terlebih dahulu beritanya, kalau hoaks dan tidak tahu sendiri kejadiannya, lebih baik diam dan jangan disebarluaskan. Selain berdosa juga akan terancam pasal tindak pidana UUD ITE," imbuh Ainur.

Kapolres Probolinggo AKBP Ferdy Irawan mengimbau masyarakat menyaring pemberitaan di medsos. Tidak asal ikut menyebarluaskan dan membagikan berita-berita di medsos. Jika melanggar tindak pidana UUD ITE, maka akan berurusan dengan pihak berwajib. Serta diproses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

"Semua masyarakat khususnya di Kabupaten Probolinggo, mari belajar cerdas dan lebih pintar dalam bermedia sosial," jelas AKBP Ferdy.

Hingga saat ini, Satreskrim Polres Probolinggo terus memburu aktor utama dalam kasus hoaks ini. Yakni orang yang pertama mengunggah video ke media sosial dan menulis keterangan bohong di dalam video viral tersebut.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.