Kabar Potensi Tsunami Bikin Jumlah Pengunjung Pantai Serang Blitar Turun

Kabar Potensi Tsunami Bikin Jumlah Pengunjung Pantai Serang Blitar Turun

Erliana Riady - detikNews
Minggu, 08 Nov 2020 15:04 WIB
Blitar -

Sejak pandemi COVID-19, tingkat kunjungan ke Pantai Serang menurun drastis. Kondisi ini bertambah buruk setelah adanya kabar potensi tsunami di pesisir selatan Pulau Jawa.

Kepala Desa Serang, Dwi Handoko Pawiro mengatakan, sejak direkomendasikan buka pada 4 Juli lalu, tingkat kunjungan wisatawan berangsur normal. Jumlah pengunjung biasanya mencapai 2.000 orang per minggu.

Tapi begitu beredar kabar potensi tsunami di pesisir selatan Pulau Jawa, tingkat kunjungan ke pantai di Kecamatan Panggungrejo ini langsung anjlok. Bahkan pernah dalam seminggu, jumlah kunjungan tak sampai 100 orang.

"Begitu ada isu tsunami, parah anjloknya. Pada pekan pertama pasca-isu tsunami itu turunnya sampai 75 persen. Pekan kedua mulai naik sampai 50 persen dan relatif stagnan sampai sekarang," kata Handoko kepada detikcom, Minggu (8/11/2020).

Berbagai upaya dilakukan pihak pengelola untuk kembali menarik minat pengunjung. Di antaranya menambah beragam wahana permainan anak, membuka dan menyewakan lokasi dan perlengkapan camping di tepi pantai, sajian makan malam dikemas mirip di Jimbaran. Terbaru, menambah sarana surfing dan class lesson.

"Yang jelas, kami menerapkan pariwisata tangguh. Safe guard yang selalu stand by dengan sarana mencukupi dan prasarana protokol kesehatan," imbuhnya.

Pantai Serang dengan bentang bibir pantai sepanjang 2 km memang elok. Di sini spot yang ciamik untuk mendapatkan sunset, dinner light dan camping bersama keluarga. Di kondisi normal, Pantai Serang kerap menjadi lokasi gathering baik dari instansi pemerintah maupun swasta.

Menurut Handoko, masyarakat di Pantai Serang sudah paham mitigasi bencana. Mereka selalu memantau perkiraan cuaca setiap hari. Seperti di musim pancaroba seperti sekarang ini, munculnya gelombang pasang sudah menjadi pemandangan keseharian mereka yang tinggal di pesisir selatan.

"Kalau sekarang itu gelombang pasang biasa terjadi awal musim hujan. Kami ya sudah biasa terjadi gelombang setinggi 4 sampai 5 meter itu di sini. Yang penting, kesiap-siagaan selalu ditingkatkan," ungkapnya.

Beberapa rambu petunjuk evakuasi juga lengkap terpasang. Ada dua jalur evakuasi jika potensi tsunami itu terjadi. Pertama, naik ke tebing di sisi barat dan timur sejauh 100 meter dari bibir pantai. Atau menuju dataran yang lebih tinggi sejauh 1 km dari areal pantai.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.