Dosen Hukum Tata Negara Sebut Warga Surabaya Rasional dalam Pilwali

Dosen Hukum Tata Negara Sebut Warga Surabaya Rasional dalam Pilwali

Esti Widiyana - detikNews
Jumat, 06 Nov 2020 09:47 WIB
Debat Pilwali Surabaya 2020
Debat perdana Pilwali Surabaya 2020/Foto file: Deny Prastyo Utomo
Surabaya -

Masyarakat berpikir cerdas dan rasional dalam Pilwali Surabaya. Itu disampaikan Dosen Hukum Tata Negara Universitas Airlangga (Unair) sekaligus pemerhati kebijakan publik, Sukardi.

"Masyarakat Surabaya berpikir cerdas dan rasional. Pilihan mereka akan sesuai dengan kepentingan mereka ke depannya," kata Sukardi dalam rilis yang diterima detikcom, Jumat (6/11/2020).

Menurutnya, masyarakat akan melihat apakah kepentingan terpenuhi melalui sistem manajemen pemerintahan yang sudah terbentuk dengan aturan yang sudah ada. Seperti di era Wali Kota Bambang DH yang konsentrasi di pendidikan, kemudian ditingkatkan Wali Kota Risma dengan pembangunan dan taman kota.

"Nah, warga melihat siapa yang bisa melanjutkan sistem dan aturan itu ke depannya, yang akan jadi acuan ideologi atau mindset politiknya," imbuhnya.

Ia menambahkan, eksekutif yang pintar berhubungan dan bermitra dengan legislatif akan terlihat lebih baik dalam kelanjutan pembangunan. Sebab, terdapat kaitan persetujuan anggaran dan pengawasan pembangunan.

"Keunggulan paslon nomor 1, Eri-Armuji saat ini bisa jadi dilihat publik dari siapa patronnya, yakni Risma. Di mana Risma merupakan bagian dari eksekutif dan calon wakilnya adalah politisi di parlemen Kota Surabaya," jelasnya.

"Sedangkan terkait paslon nomor 2, 'top of mind' yang dilihat publik Surabaya adalah ketegasan, merujuk pada latar belakang Machfud Arifin sebagai mantan Kapolda Jawa Timur," tambahnya.

Baginya hal itu wajar, mengingat masyarakat selalu mendambakan jaminan kepastian hukum dan keamanan dalam kehidupan sehari-harinya.

"Kaitannya pasti dengan stabilitas sosial politik dan keamanan. Meski pun selama ini isu-isu soal konflik sosial, ancaman terorisme, intoleransi, hingga angka kejahatan atau kriminalitas di Surabaya tidak terlalu signifikan, namun masih tetap masuk ke preferensi publik ketika memilih pemimpinnya," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.