"Kalau seandainya, kita berharap ada di angka 10 (kasus), kasus aktif sehari hanya 10 atau 15 harapan untuk kembali sekolah tatap muka akan dicoba," kata Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara, Kamis (5/11/2020).
Febri mengatakan, pemkot sudah melakukan tes swab kepada guru SD dan SMP. Kini pihaknya menunggu hasil swab guru-guru SMP tersebut.
"Ketika sudah (swab kepada guru SMP), maka kita lihat kasus aktif pandeminya. Kalau sudah kecil sekali, pemkot akan berusaha mencoba kegiatan sekolah tatap muka di sekolah-sekolah yang protokol kesehatannya mumpuni," ujarnya.
Sekolah tersebut yang memiliki standar protokol kesehatan mulai dari aliran udara di kelas, jarak antar kelas, pemasangan wastafel apakah sudah di tiap kelas. Bahkan gurunya kemungkinan bisa diswab kembali.
"Misal SMP A akan dibuka, maka akan dikaji satgas dan ahli epidemiologi, siapa saja kah yang akan masuk, mungkin kelas 3 dulu. Apakah nanti semua SMP akan buka? Ya ini perlu dikaji terlebih dahulu, karena masing-masing sekolah apakah sudah sesuai assesment terkait protokol kesehatan sekolah tatap muka," jelasnya.
Pemkot juga berterima kasih kepada warga Surabaya yang sudah disiplin protokol kesehatan. Sebab, untuk membuka kembali sekolah tatap muka juga diperlukan peran serta masyarakat dalam menaati protokol kesehatan.
"Sekolah tatap muka perlu dukungan lagi, karena belum ada obatnya. Butuh dukungan warga Surabaya, karena pandemi ini bisa terkontrol ketika warga disiplin," pungkasnya. (fat/fat)