.webp)
Kota Surabaya disebut telah menunjukkan kategori risiko rendah penyebaran COVID-19. Hal itu berdasarkan hasil self assessment.
Penilaian monitoring self assessment itu dilakukan Minggu ke-32. Hasilnya, Surabaya menunjukkan kategori risiko rendah dengan nilai 2.43.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara mengatakan, pada Minggu ke-32 COVID-19 yang ada di Kota Pahlawan self assesment mengacu pada 14 indikator, ditambah 1 indokator angka Rt. Maka, Surabaya mendapat skor 2,43.
Baca juga: Surabaya Siap Hadapi Banjir di Musim Hujan |
"Ini kita menggunakan juknis penilaian assesment yang sudah revisi 5 yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan. Hasil skor 2,43 ini kalau bedasarkan juknis tersebut itu Pemkot Surabaya masuk pada risiko rendah," kata Febri kepada detikcom di ruangannya, Kamis (5/11/2020).
Meski Surabaya sudah pada kategori rendah, pemkot mengimbau masyarakat agar tidak menganggap COVID-19 itu tidak ada. Febri menegaskan virus ini ada dan sudah banyak yang terpapar.
Jika melihat Inggris dan Jerman melakukan lockdown, kata Febri, maka jangan sampai Surabaya reborn. Sebab, Kota Pahlawan kini sudah mulai terkendali karena warga sudah melihat, mendengar dan terinformasikan bahwa sudah landai.
"Maka jangan sampai terjadi euforia yang membuat tidak disiplinnya protokol kesehatan. Kalau terjadi reborn kembali, maka efeknya akan kembali kepada kita sendiri. Perekonomian akan terganggu kembali, aktivitas terganggu kembali, ini yang perlu dicermati," jelasnya.
Sementara pihaknya mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang sudah disiplin protokol kesehatan. Sebab dengan peran masyarakat, Surabaya bisa bangkit kembali dan kini berada di titik resiko rendah.
"Karena yang dilakukan pemkot, TNI, Polri tidak akan berhasil tanpa bantuan dari warga disiplin protokol kesehatan. Mari bersama-sama bergotong-royong skala besar, bukan PSBB skala besar tapi gotong royong untuk menanggulangi COVID-19 di Kota Surabaya dengan disiplin protokol kesehatan," pungkasnya.
