Sekilas Jatim: Istri Gorok Suami-Seruan Boikot Produk Prancis

Sekilas Jatim: Istri Gorok Suami-Seruan Boikot Produk Prancis

Tim detikcom - detikNews
Senin, 02 Nov 2020 22:56 WIB
pembunuhan di pasuruan
Istri siri yang membunuh suami karena akumulasi sakit hati/Foto: Muhajir Arifin
Surabaya -

Ada beberapa berita di Jatim yang hari ini menarik perhatian pembaca. Seperti soal istri gorok suami di Pasuruan dan seruan boikot produk Prancis di Surabaya.

Disangka Bunuh Diri, Suami di Pasuruan Ternyata Tewas Digorok Istri Siri

Seorang pria bernama Eko Setyo Budi (35) warga Dusun Gunungan, Desa/Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan, tewas dengan leher tersayat. Awalnya korban diduga bunuh diri, namun ternyata digorok oleh istri sirinya, Silfia Anggraini (39).

"Awalnya istri siri korban melaporkan ke petugas bahwa suaminya melakukan bunuh diri. Namun dari olah TKP dan keterangan saksi-saksi, terdapat kejanggalan terhadap meninggalnya korban," kata Kapolres Pasuruan Kota AKBP Arman saat pers rilis, Senin (2/11/2020).

Berdasarkan temuan kejanggalan itu, polisi melakukan pendalaman. Polisi akhirnya berhasil menguak penyebab kematian korban.

"Kami lakukan pendalaman, kami konfrontir keterangan beberapa saksi. Akhirnya saudari SA (39), yaitu istri siri korban mengakui bahwa dialah yang menggorok suaminya sendiri hingga tewas," terang Arman.

"SA sudah diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka. Dia tersangka tunggal," ujar Arman.

Eko Setyo Budi tewas di dalam kamarnya dengan leher tersayat, Kamis (29/11) pukul 05.30 WIB. Istri siri korban memberikan keterangan ke polisi bahwa suaminya tewas bunuh diri.

Rumah di Lamongan Roboh Tertimpa Tembok Makam, Satu Orang Tewas

Sebuah rumah di Lamongan roboh tertimpa tembok makam. Dalam peristiwa ini, satu orang meninggal dan satu lainnya harus menjalani perawatan medis.

Kasi Tanggap Darurat BPBD Lamongan, Muslimin membenarkan peristiwa tersebut. Rumah yang roboh itu milik Munjari, warga Desa Brengkok, Kecamatan Brondong. Rumah tersebut roboh pada dini hari tadi.

"Peristiwanya sekira pukul 01.00 WIB, dini hari tadi," kata Muslimin ketika dikonfirmasi wartawan, Senin (2/11/2020).

Menurut Muslimin, peristiwa itu terjadi ketika berlangsung hujan lebat di wilayah Pantura Lamongan. Hujan lebat menyebabkan air meluber. Luberan air ini menyebabkan pagar tembok makam Dusun Cumpleng, Desa Brengkok roboh. Robohnya tembok ini langsung menimpa rumah Munjari.

"Akibat tertimpa pagar tembok ini sehingga bangunan rumah juga ikut roboh," terangnya.

Dua penghuni rumah Munjari, lanjut Muslimin, menjadi korban robohnya rumah tersebut. Yaitu Risni (45) warga Desa Sendangduwur, Kecamatan Paciran dan Maratus Sholihah (26).

Risni yang ketika kejadian sedang sambang ke rumah menantunya itu, meninggal dunia ketika dalam perawatan medis. Sementara Maratus mengalami luka ringan dan dilarikan ke Puskesmas terdekat.

"Korban meninggal dunia atas nama Risni, sudah dimakamkan di pemakaman Desa Sendangduwur," imbuhnya.

BPBD Lamongan, menurut Muslimin, sudah turun ke lokasi di mana rumah tersebut roboh. Pihaknya juga sudah memberikan bantuan kepada korban yang rumahnya roboh tersebut.

"Kami sudah turun ke lokasi dan juga memberikan bantuan ke korban," pungkasnya.

Ormas Islam di Surabaya Serukan Boikot Produk Prancis

Massa ormas Islam se-Surabaya menggelar aksi di depan Kantor Konsulat Kehormatan Bidang Perdagangan Prancis di Jalan Mawar. Massa menyerukan boikot terhadap produk-produk dari Prancis.

Massa ormas Islam ini gabungan dari massa Muhammadiyah, Front Pembela Islam, Hidayatullah, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan lain-lain.

Dari pantauan detikcom, massa aksi memadati Jalan Mawar hingga di Jalan Kombes Pol M Duryat. Mereka membawa sejumlah atribut bendera merah putih, bendera ormas masing-masing, serta membawa sejumlah spanduk, poster gambar Presiden Prancis Emanuel Macron yang diberi garis silang merah, serta poster bertuliskan 'Macron Presiden Prancis Penghina Nabi', 'Melaknat Macron Presiden Prancis Pelindung dan Pembela Penista Agama'.

Tidak hanya itu, mereka juga meletakkan replika bendera Prancis serta poster Presiden Prancis di tengah jalan. Bendera dan poster Presiden Prancis itu lalu diinjak-injak massa, sebagai bentuk protes terhadap penghinaan Nabi Muhammad SAW. Massa juga membakar foto Macron.

"Takbir, Allahu Akbar, Allahu Akbar," teriak para pendemo di Jalan Mawar, Senin (2/11/2020).

Ratusan personel polisi berjaga di depan Kantor Konsulat Kehormatan Prancis Bidang Perdagangan di Jalan Mawar. Kawat berduri pun dipasang di depan kantor. Polisi terlihat menggunakan serban dan membawa poster imbauan.

Sementara itu, Sekretaris Muhammadiyah Surabaya M Arif'an mengatakan, hari ini pihaknya menggelar aksi damai yang dilakukan oleh ormas Islam se-Surabaya untuk mendesak Presiden Prancis Emanuel Macron meminta maaf.

"Dalam rangka untuk mendesak Presiden Prancis untuk minta maaf, terkait dengan pernyataannya yang menghina dan melecehkan Nabi Besar Muhammad SAW," kata Arif'an.

Sedangkan tuntutan yang kedua, untuk mendorong pemerintah agar memutus hubungan diplomatik dengan Prancis. "Sebelum Presiden Prancis meminta maaf dan mencabut pernyataannya," imbuh Arif'an.

"Kemudian yang ketiga kita menyerukan kepada umat Islam di dunia untuk memboikot atau tidak memakai atau mengonsumsi produk-produk Prancis," pungkas Arif'an.

Halaman 2 dari 3
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.