Masuk Musim Hujan, Warga Lamongan Berburu Ikan Mabuk di Bengawan Solo

Masuk Musim Hujan, Warga Lamongan Berburu Ikan Mabuk di Bengawan Solo

Eko Sudjarwo - detikNews
Senin, 02 Nov 2020 19:28 WIB
warga Lamongan berburu ikan mabuk
Warga Lamongan berburu ikan mabuk (Foto: Eko Sudjarwo)
Lamongan - Pergantian musim kemarau ke penghujan adalah saat yang ditunggu-tunggu warga Lamongan yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo. Bila saatnya tiba, ratusan warga pun terjun ke sungai untuk berburu ikan 'mabuk'.

Ya, pergantian musim kemarau ke musim penghujan ini terdapat perubahan warna pada air sungai terpanjang di Jawa ini yang menjadi pertanda warga untuk berburu ikan 'mabuk' yang oleh warga dikenal dengan istilah 'Ngumbo'. Seperti yang dilakukan ratusan warga Desa Durikulon, Kecamatan Laren ini. Mereka secara beramai-ramai berburu aneka ikan liar yang 'mabuk' atau terlihat mengambang di perairan sungai.

"Ikan-ikan ini bertingkah layaknya orang mabuk dan bisa dengan mudah ditangkap, bahkan dengan tangan kosong," kata Tupa, salah seorang warga Desa Durikulon pada Senin sore (2/11/2020).

Tupa mengaku pertanda ikan-ikan liar di Bengawan Solo akan mabuk itu ditandai dengan berubahnya warna air sungai. Air bengawan mengalami perubahan dari jernih menjadi keruh atau kecoklatan. Tradisi berburu ikan mabuk atau Ngumbo ini, menurut Tupa, sudah ada sejak puluhan tahun lalu.

warga Lamongan berburu ikan mabukwarga Lamongan berburu ikan mabuk (Foto: Eko Sudjarwo)

"Ngumbo ini hanya bisa dilakukan setahun sekali pas pergantian ke musim penghujan, ketika itulah ikan-ikan yang ada di Bengawan jadi mudah untuk ditangkap," ujarnya.

Beragam alat tangkap ikan digunakan warga, mulai dari jala, jaring hingga hanya berbekal tangan kosong. Beragam ikan sungai seperti wagal, tawes, tombro (ikan mas), mujair, wader, dan ikan-ikan air tawar lainnya bisa diperoleh warga dengan cara mudah.

"Ya sangat senang, bisa ikut Ngumbo yang hanya terjadi setahun sekali ini. Nangkap ikannya juga mudah, tinggal turun ke sungai" aku Tupa.

Hal yang sama juga diakui warga lain, Hanif. Hanif yang bersama-sama warga lain ikut turun ke sungai mengaku senang karena bisa 'Ngumbo' ikan bersama dan bisa mendapatkan lauk secara gratis. Hanif menyebut, jika ikan yang diperoleh sedikit maka ikan-ikan itu akan dipakai sendiri untuk makan sekeluarga.

"Jika tangkapan ikan banyak akan dijual atau dibagikan ke warga yang membutuhkan," imbuh Hanif.

Ngumbo atau berburu ikan mabuk ini tidak hanya dilakukan oleh warga Desa Durikulon saja, tapi juga dilakukan oleh warga lain yang tinggal di sepanjang bantaran sungai Bengawan. Karena semua warga ikut Ngumbo, maka harga ikan pun menjadi murah.

"Karena di sepanjang sungai Bengawan Solo ini orang-orangnya pada mengambil ikan semua, maka harga jual ikan pun terbilang murah, tapi lumayan meskipun hasilnya tidak seberapa," akunya.

Namun, hasil tangkapan ikan yang didapat Tupa dan Hanif serta warga lain tidak sebanyak tahun sebelumnya. Pasalnya, perubahan warna air sungai tidak begitu keruh. Namun, warga masih tetap antusias karena menyebut Ngumbo ini bisa menjadi hiburan di tengah pandemi COVID-19. (iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.