Rentetan bencana banjir dan tanah longsor berdampak luas terhadap masyarakat di Kecamatan Munjungan, Trenggalek. Akses antar kecamatan hingga kini masih tertimbun material longsor.
Bahkan di Dusun Gembes, Desa Masaran, Kecamatan Munjungan saja, jumlah titik longsor mencapai lebih dari 30 titik. Kini warga saling bergotong royong membersihkan material longsor.
Kepala Dusun Gembes, Mei Wahyudin, mengatakan di jalur utama antara kecamatan, yang menghubungkan Kecamatan Munjungan dengan Kecamatan Dongko terdapat dua titik longsor besar dan menutup badan jalan.
"Untuk yang utara ini menutup total jalan, kalau titik yang selatan masih bisa dilalui sepeda motor. Selain itu juga merusak jaringan listrik PLN," kata Mei Wahyudin, Rabu (28/10/2020).
Akibat timbunan material longsor tersebut akses masyarakat dari Munjungan ke arah Dongko melalui jalur utama terputus total. Warga harus beralih jalur alternatif yang kondisinya curam dan memutar lebih jauh.
"Ada satu jalur alternatif, tapi kalau pendatang atau bukan orang sini sulit, curam sekali," ujarnya.
Saat ini alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Trenggalek diterjunkan ke lokasi untuk mengevakuasi dua titik longsor tersebut. Ditargetkan proses pembersihan akan tuntas hari ini.
"Ini masih alat berat masih mengerjakan pembersihan longsor di titik satu, nanti kalau sudah selesai langsung ke titik kedua. Insyaallah hari ini tuntas," ujarnya.
Tonton video 'Empat Hari Warga Mamasa Terisolir Akibat Longsor':
Mei mengaku, Dusun Gembes merupakan salah satu wilayah yang terkena bencana longsor paling parah selama beberapa hari terakhir. Dari data sementara di Dusun Gembes saja terdapat 30 titik longsor, sebagian besar menimpa rumah penduduk.
"Hari pertama itu ada 18 titik, kemudian hari kedua bertambah menjadi sekitar 30-an titik. Kalau yang longsor kecil tidak kami hitung," ujarnya.
Bahkan, lanjut dia, terdapat lima rumah warga yang mengalami kerusakan parah akibat hantaman material tanah longsor. Salah satunya di rumah Imam Junaidi, bagian dapur rumahnya hancur diterjang longsor.
"Kemudian ada juga yang temboknya jebol, yang retak-retak juga ada. Saat ini kami masih melakukan pendataan lagi terkait dampak longsor ini," tambahnya.
Sementara itu pemilik rumah yang tertimpa longsor, Imam Junaidi, mengaku bencana yang menimpa rumahnya tersebut terjadi pada malam hari. Saat itu ia mendengar suara gemuruh mirip gempa bumi.
"Itu sekitar jam 10 malam, ada suara seperti gempa, setelah saya tengok ternyata longsor dari tebing di belakang rumah timpa rumah saya. Dapur jebol dan atap hancur kena pohon durian," kata Imam.
Akibat longsor tersebut dapur rumahnya masih belum bisa difungsikan, selain itu Ia dan keluarganya terpaksa mengungsi ke rumah orang tuanya, karena takut terjadi longsor susulan.
"Di bagian rumah itu ada retak-retak, sehingga sekarang mengungsi ke rumah orang tua dulu," ujarnya.