Menjelang libur panjang penerapan protokol kesehatan di Stasiun Besar Malang diperketat. Langkah ini demi meminimalisir adanya transmisi lokal dengan membludaknya kunjungan ke Kota Malang.
Kesiapan akan standar protokol kesehatan dipantau langsung oleh Dinas Perhubungan Kota Malang di Stasiun Besar Malang, Selasa (27/10/2020).
Stasiun Besar Malang sendiri telah memberlakukan adaptasi kebiasaan baru untuk para penumpang kereta api.
Mulai dari fasilitas rapid test, thermo gun, pembatasan kuota penumpang dan physical distancing pada tempat duduk, serta penyediaan face shield gratis untuk para penumpang.
"Pengecekan kesiapan ini dilakukan menjelang liburan panjang mulai 28 Oktober-1 November 2020 nanti. Agar mengetahui secara langsung penerapan protokol kesehatan seketat apa," kata Kepala Bidang Angkutan Dishub Kota Malang, Sony Bachtiar kepada wartawan di lokasi.
Menurut Sony, penyediaan layanan rapid test di stasiun dinilai sangat tepat untuk mempercepat penanganan jika ditemui penumpang dengan hasil reaktif.
Maka penumpang itu akan dicegah untuk melanjutkan perjalanan dari Stasiun Besar Malang. "Nanti akan langsung diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat atau rumah sakit," tegas Sony.
Pihaknya berharap stasiun benar-benar menerapkan protokol kesehatan demi mencegah sebaran virus COVID-19. Mulai dengan pembatasan kuota penumpang hingga 70 persen, penerapan seat physical distancing hingga sterilisasi gerbong kereta.
"Setiap penumpang juga diberi face shield. Pengetatan protokol kesehatan ini, akan terus kami lakukan selama libur panjang," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Malang, Heru Suprapto menambahkan, prediksi lonjakan penumpang di Stasiun Besar Malang saat libur panjang bisa mencapai 1.500 penumpang setiap harinya.
"Melihat animo cukup tinggi masyarakat untuk memanfaatkan jasa kereta api. Lonjakan penumpang bisa sampai 1.500 penumpang per hari. Saat ini saja, okupansinya saja sudah sampai 70 persen," imbuhnya.
Meskipun memprediksi adanya kenaikan jumlah penumpang. PT Kereta Api Indonesia (KAI), kata Heru, pihaknya tidak akan menambah armada tambahan.
"Karena sesuai protokol kesehatan, ada pembatasan kapasitas penumpang dalam kereta," ujarnya.
Heru mengaku, pengetatan protokol kesehatan dilakukan sejak awal penumpang masuk area stasiun dengan menjalani rapid test.
"Penumpang terlebih dahulu jalani rapid test. Jika tidak sehat, ya tidak boleh melanjutkan perjalanan," tutupnya.