Sementara orator lainnya, Baijuri mengatakan, aksi turun ke jalan kali ini bertepatan dengan Hari Santri 2020. Dan itu menjadi penyemangat mahasiswa dalam perjuangan.
"Kita ingat di Surabaya dulu, perjuangan para santri melawan kolonialisme Belanda. Tapi saat ini kita akan melawan dan menolak UU Omnibus Law (Cipta Kerja) itu," tegasnya.
Pantauan di lokasi, ratusan mahasiswa itu duduk berkumpul sambil mendengarkan orasi yang dilakukan secara bergantian oleh masing-masing perwakilan aliansi. Terkait pengamanan aksi, jajaran Polres Jember menambah sistem pengamanan dan lebih ketat. Belajar dari pengalaman sebelumnya, pengamanan aksi kali ini menggunakan dua lapis pagar berduri.
Selain itu, jalur dari perempatan depan bundaran DPRD Jember, jalur menuju Jalan Bengawan Solo yang mengarah ke arah Semanggi juga ditutup dengan pagar berduri. Untuk jalur lalu lintas menuju Jalan Kalimantan, Jalan Jawa, dan Jalan Sumatra juga ditutup.
Polres Jember diketahui menurunkan kurang lebih 800 personel, dibantu dari Brimob Polda Jatim 150 personel, dan TNI 150 personel. Hingga pukul 16.15 WIB, aksi unjuk rasa masih berlangsung. Masing-masing perwakilan mahasiswa terus bergantian berorasi.
(sun/bdh)