Ahli Spiritual Sebut Ular Lilit Pilar Pertanda Kekuasaan di Keraton Yogyakarta

Ahli Spiritual Sebut Ular Lilit Pilar Pertanda Kekuasaan di Keraton Yogyakarta

Hilda Meilisa - detikNews
Rabu, 21 Okt 2020 13:43 WIB
ular melingkar di tiang bangsal keraton yogya
Foto: Istimewa
Surabaya -

Seekor ular tertangkap kamera sedang melingkari salah satu pilar Bangsal Magangan Keraton Yogyakarta, pada malam Jumat Kliwon (15/10) lalu. Peristiwa ini disebut suatu pertanda terjadinya sesuatu.

Motivator Spiritual asal Surabaya, Becki Sakuri Lillah mengatakan ada beberapa makna dari peristiwa penampakan ular di Keraton Yogya. Becki menyebut hal ini memang berhubungan dengan kekuasaan di Keraton Yogyakarta, apa lagi yang dililit ular adalah pilar atau penyangga.

"Terkait kekuasaan sebenarnya. Apa lagi yang dililit ular itu kan pilarnya. Karena pilar itu penyangga, kalau penyangganya ini tidak sesuai yang diharapkan, artinya akan melemah," kata Gus Becki saat dihubungi detikcom di Surabaya, Rabu (21/10/2020).

Tak hanya itu, Gus Becki juga mengartikan ular bukanlah hewan biasa. Namun memiliki arti terkait kekuasaan hingga pamor.

"Sedangkan ular sendiri, atau orang Jawa menyebutnya naga atau ular besar, itu mengandung kekuasaan. Yang kedua kekuataan, ketiga kewibawaan dan keempat itu pamor," ungkap Pengasuh Padepokan Lillaah Surabaya ini.

Dari pandangan Becki, peristiwa ini bisa juga diartikan sebagai petunjuk terkait penerus kekuasaan di Keraton Yogyakarta.

Video 'Malam Jumat Kliwon, Ular Melingkari Pilar Bangsal Keraton Yogya':

[Gambas:Video 20detik]



"Mohon maaf, ini bisa terkait di Hamengku Buwono X sekarang itu secara sistem hirarki kepemimpinan sekarang ini agak berbeda. Umumnya kan turunannya raja laki semua, tapi beliaunya ini tidak punya anak laki, tapi perempuan semua. Itu sepertinya mau diusung untuk menggantikan beliau. Sedangkan secara turun temurun ya seperti itu (laki-laki) penerusnya," papar Gus Becki.

"Artinya sedikit banyak ada benturan sama adik atau kakaknya, saudaranya. Karena banyak yang punya anak laki-laki. Itu sebenarnya melebarnya di kekuasaan. Jadi motifnya kalau memang rajanya bukan seperti biasanya atau seorang pangeran dan sebagainya, kemungkinan (jika itu terjadi), apa yang saya sampaikan secara pribadi ini seperti apa yang disampaikan saudaranya itu, bisa saja pamornya meredup, atau kekuasaan dan kewibawaannya akan semakin lemah," pungkas Becki.

Sebelumnya, pihak Keraton Yogyakarta membenarkan kejadian itu. Namun kejadian ini dianggap sebagai hal yang biasa terjadi dan tidak mengejutkan.

"Ya tidak apa-apa, ya biasa itu. Di keraton sering kejadian-kejadian yang begitu-begitu dan itu sudah biasa, kejadian biasa," kata Penghageng Tepas Dwarapura Keraton Yogyakarta, KRT Jatiningrat, saat dihubungi detikcom, Selasa (20/10/2020).

Menurut pria yang akrab disapa Romo Tirun itu, kejadian serupa sebetulnya kerap terjadi di lingkup Keraton Yogyakarta Hadiningrat. Terlebih saat perayaan atau peringatan salah satu tokoh di Keraton.

"Jadi kalau ada hal-hal yang aneh itu sudah biasa. Mungkin di luar mengejutkan, tapi kalau di keraton, orang-orang keraton (biasa). Jadi hal-hal yang tidak biasa, di luar sudah biasa di keraton, tidak pada terkejut, apalagi harinya malam Jumat Kliwon dan sedang memperingati haulnya HB (Sultan Hamengku Buwono) IX," lanjut Romo Tirun.

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.