Ribuan orang dari Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) yang demo di Gedung Negara Grahadi sudah bubar. Demo berjalan lancar dan tertib.
Pantauan detikcom di lokasi, massa Getol membubarkan diri pada pukul 17.45 WIB. Setelah sekitar kurang lebih dua jam menyampaikan orasi di depan Gedung Grahadi.
Arus lalu lintas di Jalan Gubernur Suryo yang awalnya ditutup karena ada unjuk rasa, kini telah dibuka kembali. Tampak beberapa petugas DKRTH Surabaya membersihkan sampah-sampah di jalan.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut, unjuk rasa Getol berjalan tertib dan damai. Ada 4.157 personel yang turut mengamankan aksi demo kali ini.
"Alhamdulillah demo Getol hari ini berjalan tertib. Jadi ada 13 titik itu kita lakukan pengamanan. Baik di area pemerintahan juga di luar instansi kantor pemerintahan. Termasuk sentra ekonomi. Ada 4.157 personel yang terdiri dari TNI 1.315. Ada juga dari PMK, Dinkes, Dindik juga kita libatkan. Ada Satpol PP dan juga Ormas. Ada 1.000 komunitas kampung tangguh yang juga turut mengamankan," ujarnya.
Safik Udin, Ketua SPBI KASBI Gresik yang turut bergabung dalam massa Getol mengatakan, aksi hari ini merupakan aksi di hari pertama. Aksi yang diikuti sekitar 1.500 orang ini berjalan tertib.
Dia juga mengajak seluruh elemen sipil agar gabung dalam konsolidasi Getol untuk aksi demonstrasi selanjutnya. Karena Omnibus Law mereka nilai sangat merugikan rakyat, tidak hanya di klaster ketenagakerjaan.
Aksi ini akan dilakukan sampai Omnibus Law dibatalkan. Safik bilang, kalau pemerintah tetap tidak menghiraukan desakan rakyat, berarti pemerintah tidak sayang rakyatnya.
"Omnibus Law berbahaya tidak hanya di klaster ketenagakerjaan, karena ini merugikan seluruh rakyat. Kalau Omnibus Law tidak dibatalkan, pemerintah tidak sayang rakyat," katanya.
Safik juga akan melakukan evaluasi terkait penangkapan sejumlah orang di sekitar massa aksi. Menurut Safik, sebagian dari mereka baik itu yang datang belakangan merupakan rakyat yang menolak Omnibus Law.
"Kawan-kawan yang tidak terkoordinasi, mereka tergabung atau tidak mereka tetap bagian dari perlawanan penolakan Omnibus Law. Kami akan mengecek dan evaluasi," katanya.
Devi Kurniawan, Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya, mewakili elemen mahasiswa mengatakan, mahasiswa tetap konsisten menolak keras kebijakan pemerintah dan DPR mengesahkan Omnibus Law. "Kami menyampaikan mosi tidak percaya. Kami akan konsolidasi dengan rakyat dan buruh serta elemen lain. Kami terus berjuang bersama rakyat," lanjutnya.
Demonstrasi kali ini berjalan tertib. Bahkan beberapa mahasiswa sempat menjalankan salat magrib berjemaah di Jalan Gubernur Suryo sebelum membubarkan diri.