Massa sebelumnya berkumpul di stadion Gajayana dan bergerak menuju Simpang Empat Rajabali atau Jalan Basuki Rahmad, Kota Malang. Di sana, mereka bergantian menggelar orasi. Perkantoran dan perbankan terpaksa berhenti beroperasi, arus lalin pun ditutup selama beberapa jam lamanya.
Setelah lama orasi, massa aksi kemudian melanjutkan longmarch menuju depan gedung DPRD Kota Malang. Pendemo berdatangan sekitar pukul 15.30 WIB. Pagar dari kawat berduri menyekat pendemo dari pagar DPRD. Dibaliknya, aparat keamanan bersiaga mengamankan unjuk rasa.
Seperti di Simpang Empat Rajabali, pendemo kembali bergantian menggelar orasi. "Batalkan UU Cipta Kerja dan terbitkan Perppu," teriak orator melalui pengeras suara.
Perwakilan massa aksi dari Solidaritas Perjuangan Buruh, Andi Irfan mengaku, jumlah massa aksi sebanyak 1.500 orang yang merupakan gabungan dari buruh serta elemen mahasiswa.
![]() |
"Dan saya kira kenapa mahasiswa juga menolak itu juga sangat logis, karena mereka yang dikorbankan dalam peta kerja," katanya kepada wartawan disela aksi.
Menurut Andi, gelombang aksi unjuk rasa terjadi di Tanah Air memiliki semangat sama, yaitu menolak pengesahan UU Cipta Kerja dan meminta Presiden Jokowi untuk mengesahkan Perppu sebagai langkah pembatalan UU Cipta Kerja.
"Presiden berhenti mendengar aspirasi seluruh rakyat. Presiden bilang, silahkan ke MK, itu bukan suatu pilihan yang bijaksana, saat semua orang di seluruh Indonesia bilang UU Cipta Kerja itu harus dibatalkan," keluhnya.
Aksi unjuk rasa bubar sekitar pukul 16.26 WIB, setelah pendemo menyampaikan orasinya depan gedung DPRD. Sebelumnya, perwakilan pendemo bertemu dengan Aremania untuk sepakat aksi berjalan damai tanpa anarkisme. Sebanyak 3 ribu personel gabungan diterjunkan untuk mengawal jalannya unjuk rasa hari ini. (fat/fat)