Tiap weekend, Kota Surabaya kerap melakukan razia protokol kesehatan. Dan lebih 500 orang terjaring razia. Mereka yang terjaring, baik muda-mudi serta orang tua.
Warga tak bisa berkutik saat Wali Kota Risma mendatangi lokasi dan melakukan blokade. Salah satunya di sekitar Taman Bungkul. Risma juga terlihat memberikan arahan agar patuh protokol kesehatan.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara membenarkan tiap malam minggu kerap patroli protokol kesehatan.
"Di setiap kecamatan juga dilakukan secara serentak. Ini tadi di sekitar Taman Bungkul dipimpin langsung oleh ibu wali. Ada beberapa masih banyak yang bergerombol. Sehingga dari jajaran Satpol PP, Linmas, polisi dan TNI langsung melakukan blokade," kata Febri kepada wartawan di Taman Bungkul, Sabtu (17/10/2020).
"Dari blokade ini tadi, kita mendapatkan sekitar 300-an warga. Nantinya akan dilakukan rapid test. Seandainya nanti reaktif, akan dilakukan swab," lanjut Febri.
Febri menjelaskan tidak menutup kemungkinan ada warga dari luar Surabaya. Mereka akan dilakukan swab jika hasilnya reaktif.
"Kalau nanti hasilnya positif, maka yang bersangkutan akan ditempatkan rumah sakit lapangan dan kalau seandainya nanti warga Surabaya, akan ditempatkan di Asrama Haji," ungkap Febri.
Sementara salah satu warga yang terjaring razia, Anang Budi warga Wonokromo mengaku kaget terjaring razia di Taman Bungkul.
"Ini tadi dari (tengah) Kota. Si kecil minta ke Taman Bungkul, nggak tahunya ada Bu Risma datang. Terus nggak boleh keluar lagi. Ya kaget, karena baru pertama kali kita kena ini," ungkap Anang.
Anang mengaku dirinya baru pertama kali melakukan rapid test. Dia didata sebelum menjalani rapid test Dinkes Surabaya.
"Nggak papa mumpung gratis juga," ujar Anang.
Hal senada diungkapkan Febrianto (28) warga Surabaya. Dia mengaku kaget saat menikmati malam minggu bersama pacar terjaring razia protokol kesehatan.
![]() |
"Tadi cuman mampir sama pacar. Terus kejebak nggak bisa kemana-kemana. Kita diminta bertahan, nggak boleh kemana-mana," ungkap Febrianto.
Febrianto mengaku pernah mengikuti rapid test saat bepergian menggunakan kereta api. Dan hasilnya negatif.
"Sudah pernah ikut rapid pas di Stasiun Gubeng, pas waktu itu, hasilnya negatif," lanjut Febrianto.
Febri mengaku setuju dengan langkah Pemkot Surabaya menggelar rapid test dadakan. "Bagus sih, biar bisa mengurangi biar tidak terlalu banyak. Biar cepet selesai lah (Pandemi COVID-19)," tandas Febrianto.