Dinas Pendidikan sudah memberikan imbauan ke kepala sekolah untuk memberikan arahan ke siswa dan siswinya, agar tidak ikut-ikutan demo. Kapolres Probolinggo Kota juga mengumpulkan para tokoh masyarakat dan ormas di aula mapolresta, untuk memberikan arahan agar tidak meniru aksi demo berujung ricuh.
Tak hanya tokoh ormas, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan kepala sekolah se-Kota Probolinggo juga hadir dalam pertemuan Deklarasi Damai Anti-Anarkis Masyarakat Kota Probolinggo. Acara digelar dengan protokol kesehatan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Probolinggo, M Maskur mengatakan, pihaknya meminta semua kepala sekolah dan guru BK untuk memberikan arahan ke siswa siswinya, untuk tidak ikut demo tolak Undang-Undang Cipta Kerja, seperti terjadi di kota-kota besar. Sehingga banyak pelajar diamankan oleh polisi.
"Sudah kami perintahkan, jika pelajar atau siswanya ikut demo, kami perintahkan beri sanksi tegas. Dan beri imbauan ke anak didiknya semua para kepala sekolah se-Kota Probolinggo," ujar M Maskur, Jumat (16/10/2020).
Kapolres Probolinggo Kota, AKBP Ambariyadi Wijaya mengaku sengaja mengumpulkan semua ketua ormas, Tomas, Toga, Forum Komunikasi Umat Beragama dan kepala sekolah se-Kota Probolinggo. Yakni untuk menjaga kondusivitas, keamanan dan ketertiban di Kota Probolinggo.
"Yang selama ini terjaga di Kota Probolinggo. Mari kita fokus ke pemutusan mata rantai penyebaran COVID-19. Kalau pun mau demo jangan anarkis, sampaikan aspirasinya dengan baik," imbuh AKBP Ambariyadi.
Acara diakhiri dengan penandatanganan kesepakatan semua pihak, untuk Deklarasi Damai Anti-Anarkis. "Mari bersama-sama saling mengingatkan. Jangan termakan isu yang berakhir penyesalan nantinya," pungkasnya. (sun/bdh)