Kepala Program Studi (Kaprodi) Kesehatan Lingkungan Fakultas ilmu kesehatan Universitas Islam Lamongan (Unisla) Gading Wilda Aniriani mengatakan, kelor merupakan tanaman pangan fungsional.
"Kelor itu tanaman pangan fungsional karena bergizi tinggi dan banyak mengandung fitokimia. Ada kandungan vitamin A, C, kalsium, kalium, dan protein tinggi. Selain itu, Kelor juga mengandung senyawa lain seperti ribovlafin B2, vit B6, zat besi, dan Mg," kata Gading Wilda Aniriani kepada detikcom, Kamis (15/10/2020).
Tanaman kelor, lanjut dia, bisa digunakan sebagai penjernih air. Hal tersebut, kata Gading, terjadi diduga karena adanya senyawa lain dalam daun kelor seperti Mangan (Mn), Cadmium (Cd) dan lain sebagainya. Kandungan ini, tambah Gading, sebagai pengganti koagulan seperti aluminium sulfat atau tawas bahkan PAC. Namun penelitian ini belum dilakukan secara menyeluruh dan detail.
"Selain diperuntukkan pangan suplemen, tanaman kelor juga bisa digunakan sebagai penjernih air, namun penelitian ini belum dilakukan secara menyeluruh dan detail," lanjutnya.
Unisla sendiri, menurut Gading, juga pernah melakukan penelitian dan pemanfaatan kelor. Namun penelitian yang dilakukan oleh Unisla lebih mengarah ke pangan fungsional. "Pernah (Penelitian) tapi arahnya ke pangan fungsional, sebagai bahan campuran mie," ujarnya.
Dia menambahkan daun Kelor juga memiliki banyak manfaat untuk mengobati penyakit. "Daun Kelor dapat menyembuhkan penyakit, kolesterol, diabetes, asam urat, mencegah kanker, bahkan dapat menstabilkan mood," terang Gading.
Seperti diketahui, warga desa di Lamongan mengambil manfaat daun kelor dengan menjadikan 9 olahan makanan. Selain bisa diolah sayur, makanan dan memberi manfaat kesehatan, daun kelor ternyata lama dikenal sebagai 'obat' yang bisa mengalahkan kekuatan makhluk halus. Daun pohon yang memiliki nama latin Moringa Oleifera ini dianggap sebagai pohon sakti. (fat/fat)