Kegiatan tersebut di gelar di Pantai Kedung Derus, Desa Pondoknongko, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Rabu (14/10/2020). Puluhan warga datang ke pinggir pantai, berdoa dan dilanjutkan makan bersama nasi ancak. Nasi Ancak adalah nasi lengkap dengan lauk pauk, dan ditempatkan di daun dan pelepah pisang. Tak lupa, ada juga jenang Sapar, yang disantap oleh warga sekitar.
"Biasanya mulai pagi sampai sore di akhir bulan Safar kita datang ke pinggir pantai. Kita berdoa agar diberi keselamatan di tahun depan," ujar Waskita, salah satu warga sekitar.
Waskita percaya, doa di pinggir pantai ini sebagai bentuk rasa syukur atas keseimbangan lingkungan dan manusia. Sehingga nantinya akan menjadi keberkahan dalam hidup dan lingkungan itu sendiri.
![]() |
"Apa yang kita makan dari lingkungan. Apa yang kita injak adalah bumi. Kalau tidak kita jaga, nantinya akan menjadi hal buruk bagi manusia," pungkasnya.
Tak hanya kegiatan ritual berdoa dan makan bersama di pinggir Pantai, kegiatan ini juga dikemas dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat untuk alam. Diantaranya adalah penanaman cemara udang, pohon bakau dan pandan laut. Tak hanya itu, masyarakat sekitar juga melarang terumbu karang buatan.
Kepala desa Pondoknongko, Hamdan Romahurmuzi mengatakan acara ini merupakan acara tahunan warga di sekitar Kedung Derus. Sebelumnya, acara Rebo Wekasan biasanya ditandai dengan doa bersama antar warga. Namun untuk tahun ini, acara ditambah dengan pelarungan rumah ikan dan penanaman berbagai pohon.
"Sebelumnya, kondisi rumah ikan ini rusak akibat arus dan abrasi," ujarnya.
Selain itu, warga juga melakukan reboisasi di lokasi pantai. Sebelumnya, akibat kemarau kemarin sejumlah cemara sempat mengering dan terbakar. Tidak hanya itu, saat ini warga juga menambah penghijauan dengan menanam pandan laut.
"Yang ditanam banyak, simbolisnya enam oleh forpimka," terangnya. (iwd/iwd)