Tim Bramunastya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menambah kecanggihan drone untuk meningkatkan keselamatan kerja. Inovasi itu diberi nama Environment and Human Safety Surveillance (Erasty).
Inovasi ini karena pekerja kerap tidak aman karena kelalaian alat pelindung diri yang bisa membahayakan diri sendiri dan sekitarnya.
Ketua Tim Bramunastya Muhammad Adrian Fadhilah mengatakan saat ini pengawasan yang dilakukan di lingkungan kerja hanya menggunakan CCTV. Padahal pengawasan manual terbatasi lingkungan kerja yang berbahaya bagi manusia.
"Maka dari itu, kami menciptakan Erasty sebagai inovasi teknologi drone yang terintegrasi dengan Artificial Intelligence (AI) untuk mencegah terjadinya kecelakaan di lingkungan kerja. Karena inovasi ini membekali drone dengan kecerdasan buatan (AI) dan sensor guna mendeteksi tindakan serta kondisi tidak aman di tempat kerja," kata mahasiswa Departemen Teknik Sistem dan Industri ini, Selasa (13/10/2020).
AI yang digunakan Erasty ialah sejenis algoritma pembelajaran mesin bernama You Only Look Once (YOLO) yang dibuat untuk keperluan deteksi objek. Kemudian melatih algoritmanya dengan memasukkan 2.323 label data yang terbagi menjadi lima parameter.
"Setelah melakukan pelatihan pada algoritma selama satu bulan, Erasty mampu melakukan deteksi objek dengan parameter manusia, helm pengaman, rompi pengaman, jaket las, dan sarung tangan. Algoritma YOLO dipakai karena memiliki penyimpanan yang kecil dan optimal dalam mendeteksi objek," jelasnya.
Selain itu, tim Bramunastya melengkapi Erasty dengan sensor gas intelijen dan detektor konsep api untuk menghindari kondisi yang tidak aman. Setelah itu dilakukan pengujian di laboratorium.
AI Erasty dapat mendeteksi dengan akurasi 90,87 persen selama sekitar 410 milidetik. Sedangkan sensor konsep intelligence gas dan flame sensor dapat mendeteksi pada jarak hingga 120 cm.
"Karenanya, Erasty dapat mencegah tindakan dan kondisi tidak aman dari pengambilan video drone dalam waktu kurang dari satu detik," ujarnya.
Ide ini tercetus ketika mengikuti kerja sama profesional dalam pengembangan budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Indonesia semenjak 2018 hingga sekarang. Ia mengatakan bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk menyempurnakan Erasty.
"Agenda pengembangan Erasty untuk tahap berikutnya telah disusun sesuai dengan roadmap riset di lab kami," pungkasnya.