Demo Omnibus Law di Banyuwangi, Massa Bakar Ban hingga 'Jual' Gedung DPRD

Demo Omnibus Law di Banyuwangi, Massa Bakar Ban hingga 'Jual' Gedung DPRD

Ardian Fanani - detikNews
Senin, 12 Okt 2020 15:12 WIB
Demo menolak Omnibus Law digelar di depan Gedung DPRD Banyuwangi. Demo diwarnai aksi bakar ban hingga jual gedung DPRD.
Demo tolak Omnibus Law di Banyuwangi/Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi -

Demo menolak Omnibus Law digelar di depan Gedung DPRD Banyuwangi. Demo diwarnai aksi bakar ban hingga 'jual' gedung DPRD.

Ribuan orang yang berdemo terdiri dari aktivis, mahasiswa, buruh, hingga pelajar. Mereka yang datang dari sejumlah penjuru Bumi Blambangan mengepung Kantor DPRD Banyuwangi.

Meski sempat memanas, Demo berlangsung damai. Tak ada perusakan fasilitas umum selama demo. Masa hanya melontarkan caci maki atas disahkannya Undang-Undang Cipta Kerja. Massa menuding DPR telah menggadaikan kaum buruh hanya untuk kepentingan para korporat.

"Wahai para dewan pengkhianat rakyat. Kau telah gadaikan para kaum buruh hanya untuk kepentingan para cukong-cukong keparat," teriak salah satu orator, Senin (12/10/2020).

Demo menolak Omnibus Law digelar di depan Gedung DPRD Banyuwangi. Demo diwarnai aksi bakar ban hingga 'jual' gedung DPRD.Pembakaran ban dalam demo menolak Omnibus Law di Banyuwangi/https://www.detik.com/tag/omnibus-law Foto: Ardian Fanani

Tak puas dengan hanya orasi, massa akhirnya membakar ban bekas dan melego Gedung DPRD Banyuwangi, sebagai bentuk kekecewaan mereka atas disahkannya Omnibus Law. Mereka menempelkan banner 'dijual' di tulisan 'DPRD Kabupaten Banyuwangi'. Lalu mereka mencoba masuk dan menduduki gedung parlemen dengan menerobos kawat berduri.

Beberapa di antaranya bahkan mencoba mendobrak pagar besi yang kokoh. Ketika upayanya tak berhasil, masa mulai melempari aparat kepolisian yang berjaga dengan berbagai material. Mulai botol air mineral, ranting pohon dan sebagainya.

Lihat juga video 'Spanduk 'KAMI Tunggangi Aksi Demo Buruh' Membentang di Jakpus!':

[Gambas:Video 20detik]



Meski dihujani botol air mineral dan ranting pohon, aparat kepolisian hanya bersiap mengantisipasi kemungkinan terburuk, tanpa membalas aksi demonstran. Beberapa polisi mencoba menenangkan situasi dengan cara persuasif. Mereka membagikan air mineral dan rokok kepada demonstran.

Situasi mulai kondusif ketika sejumlah pimpinan dan anggota dewan keluar menemui demonstran. "Kami mendesak agar Presiden dan DPR mencabut Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law. Sebab, ini sangat merugikan rakyat khususnya kaum buruh," kata Koordinator Aksi, Rifqi.

Ketua DPRD Banyuwangi I Made Cahyana Negara mengaku menghormati aspirasi yang disampaikan demonstran. Menurutnya, DPRD satu suara dengan demonstran untuk menolak Undang-undang Cipta Kerja.

"Kami bersama seluruh fraksi di DPRD Banyuwangi sepakat menolak Omnibus Law. Apa yang menjadi aspirasi mahasiswa dan buruh akan kita akomodir dan kita sampaikan ke DPR RI," ujarnya.

Pernyataan Ketua DPRD ini disambut tepuk tangan demonstran. Setelah puas menyampaikan aspirasinya, ribuan masa akhirnya membubarkan diri dengan tertib.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.