Di masa pandemi COVID-19, banyak orang yang memiliki banyak waktu di rumah sehingga bisa memaksimalkan hobi. Mulai dari hobi bersepeda, berkebun hingga memelihara ikan.
Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Ponorogo, Rio Yustan, di masa pandemi ini dirinya bisa meraup keuntungan dari bisnis ikan koi, yang dia geluti dalam tiga tahun terakhir.
"Tiap bulan dari usaha sampingan ini saya dapat penghasilan Rp 3 juta," tutur Rio kepada wartawan, Sabtu (10/10/2020).
Rio menambahkan, awalnya dirinya senang memelihara ikan. Namun akhirnya Rio pun memberanikan diri menjadi pembudidaya ikan koi.
Modal awalnya Rp 25 juta. Di mana Rp 7 juta untuk belanja 300 ekor bibit dengan jenis koi kohaku, sanke, dan showa. Sedangkan Rp 18 juta sisanya untuk membangun kolam, termasuk membeli filter, erator dan obat-obatan hingga pakan untuk untuk 3 bulan.
"Tapi waktu itu dari 300 bibit, 250 di antaranya mati," terang Rio.
Pasalnya, waktu itu obat untuk ikan koi masih jarang di Ponorogo. Akhirnya Rio pun memulai usahanya kembali dengan cara belajar secara otodidak lewat internet.
Dari situ, ayah tiga anak ini tahu jika kunci dalam budidaya koi adalah memelihara air agar tetap jernih.
"Menjaga PH air ada di poin 7-8 dan amoniak di angka 0. Ini berbeda dengan budidaya ikan lain seperti lele, gurame yang cukup menjaga asupan makanan," kata Rio.
Pria 40 tahun ini mengaku, pembudidaya ikan koi harus rutin merawat air. Sebab, nantinya air tersebut yang akan merawat ikan. Untuk itu, peran filter air dan erator sangat penting.
"Jika air terawat, maka warna dan corak ikan akan semakin terang sehingga membuat nilai jual ikan semakin tinggi," ujar Rio.
Pun selain itu, yang perlu diingat saat masa pancaroba. Harus berhati-hati adanya serangan penyakit karena suhu air yang fluktuatif.
Saat masa pancaroba, Rio punya cara dengan mempuasakan ikan seminggu dua kali atau intensitas pakan dikurangi. Sebab, saat pergantian musim pencernaan ikan tidak bagus. Sehingga akan rentan sakit kalau terlalu banyak pakan.
"Nanti kalau sudah mahir dalam merawat corak warna dan membesarkan ikan, saya sarankan pembudidaya untuk menjajal pembenihan ikan koi," tukas Rio.
Terakhir, dia mulai mencoba pembenihan. Rupanya permintaan melalui media sosial cukup tinggi. Dalam pembenihan dibutuhkan 3 indukan ikan. Dua jantan dan 1 betina yang dimasukkan dalam satu kolam.
Ukuran indukannya pun harus sama. Minimal 60 cm agar mendapatkan benih yang besar juga. Media yang dipakai untuk pembenihan di dalam kolam adalah ijuk sapu, tali rafia, atau kayu apu. Media tersebut berfungsi sebagai tempat menyimpan telur.
Masih kata Rio, dalam satu kali bertelur bisa mencapai 4.000 telur. Namun yang menetas biasanya 2.000 telur.
Terakhir, saat sudah mulai membesar, benih harus dipilah berdasarkan ukuran. Hal ini untuk menghindari kanibalisasi antar benih.
"Kalau selisih ukurannya terlalu banyak, bisa saja saling memakan," tandas Rio.
Menurutnya, usaha ikan koi terbilang konsisten. Sebab, nilai jual koi sejak dulu hingga sekarang tetap tinggi. Karena peminatnya datang dari berbagai kalangan.
"Dulu saya waktu SMP hingga sekarang, ikan koi tetap tinggi nilai jualnya. Itulah kenapa saya bilang konsisten," pungkas Rio.