Temuan Siras Cakra Bukti Candi Gedog Lebih Tua dari Masa Majapahit

Temuan Siras Cakra Bukti Candi Gedog Lebih Tua dari Masa Majapahit

Erliana Riady - detikNews
Sabtu, 10 Okt 2020 09:48 WIB
Dalam ekskavasi Candi Gedog ditemukan fragmen arca bagian sandaran atau stela dan siras cakra. Dari pahatannya yang halus dan rapi, menunjukkan bahwa usia Candi Gedog lebih tua dari masa Kerajaan Majapahit.
Temuan siras cakra di Candi Gedog/Foto: Erliana Riady/detikcom
Blitar -

Dalam ekskavasi Candi Gedog ditemukan fragmen arca bagian sandaran atau stela dan siras cakra. Dari pahatannya yang halus dan rapi, menunjukkan bahwa usia Candi Gedog lebih tua dari masa Kerajaan Majapahit.

Arkeolog BPCB Jatim Nugroho Harjo Lukito menyebut, temuan ini cukup istimewa. Karena mengubah prediksi awal bahwa situs ini merupakan jejak peninggalan Kerajaan Majapahit.

Satu fragmen arca dan siras cakra itu ditemukan di sisi barat pohon beringin di kedalaman 60 cm. Kondisinya terbelah menjadi tiga bagian. Selain itu, tim juga telah menemukan bagian lantai dan struktur sisi barat bangunan yang mengarah ke selatan.

"Dari sisi pemahatan sangat detail, halus dan rapi sekali. Ada motif batik dan motif sulur pada siras cakra. Ini identik dengan seni arca pada masa Singashari. Karena pada masa itu dikenal sebagai puncak seni arca masa Hindu Budha di Jawa Timur. Tapi itu masih asumsi sementara, semoga kita temukan bagian arca yang lain," kata Nugroho kepada detikcom, Sabtu (10/10/2020).

Nugroho menilai, temuan ini merupakan data yang sangat penting. Karena asumsi sebelumnya, situs Candi Gedog merupakan peninggalan masa Majapahit. Namun dengan adanya temuan ini, asumsi tersebut berubah. Setidaknya, jauh lebih tua dari perkiraan awal.

Pada siras cakra itu, lanjut dia, ada satu atribut kedewaan. Dari struktur dan konstruksi yang ditemukan, Nugroho mengasumsikan jika situs ini mengarah ke petirtaan. Namun bangunan ini diperuntukkan bagi seseorang yang memiliki strata sosial tinggi.

"Mengarah ke petirtaan bagi masyarakat dengan strata sosial tinggi. Bukan untuk masyarakat umum pada masa lalu," ungkapnya.

Tim BPCB Jatim mengaku kesulitan dalam proses ekskavasi situs ini. Karena banyak reruntuhan bangunan yang tidak beraturan. Sehingga tim harus melihat satu per satu. Apakah reruntuhan yang sudah tidak tertata atau menyisakan beberapa struktur seperti pergeseran. Namun targetnya, mereka harus menemukan sudut dinding timur dan dinding selatan yang mengarah ke timur barat.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.