Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Malang Dr Wahyu Hidayat mengatakan, bahwa pesisir selatan Kabupaten Malang memang memiliki potensi terdampak apabila tsunami terjadi.
"Masih potensi, bukan prediksi. Jadi wilayah selatan Kabupaten Malang masih relatif aman," ujar Wahyu berbincang dengan detikcom, Sabtu (3/9/2020).
Potensi dampak apabila terjadi tsunami, kata Wahyu, juga disampaikan dalam vidcon bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membahas kesiapsiagaan bencana tsunami beberapa waktu yang lalu.
"Yang jelas berdasarkan vidcon dengan Ibu Gubernur, tidak perlu risau. Karena penelitian yang ada, hanya bersifat potensi. Tetapi kita tetap antisipasi, tetap jaga-jaga," tuturnya.
Wahyu menyebut, ada 19 desa di pesisir selatan Kabupaten Malang yang menjadi kampung siaga mandiri. Belasan desa itu, tersebar di enam kecamatan.
Kampung siaga bencana itu dibentuk dengan menggandeng Taruna Siaga Bencana (Tagana) bersama Kementerian Sosial. "Tujuannya, untuk menghadapi apabila terjadi bencana," sebut Wahyu.
Menurut Wahyu, selain kampung siaga bencana. Kampung tangguh juga dibentuk di wilayah pesisir selatan. Keberadaannya, hampir menyeluruh di setiap desa.
"Selain kampung siaga bencana, juga dibentuk kampung tangguh oleh BPBD. Jadi secara kesiapsiagaan, tentunya kami sudah siap, apabila terjadi bencana," ungkap Wahyu.
Kabupaten Malang sendiri telah dilengkapi peralatan canggih untuk mendeteksi apabila terjadi gempa bumi yang memiliki potensi tsunami. Alat itu bernama Warning Receiver System (WRS) New Generation yang terpasang di kantor BMKG Karangkates, kantor Bupati Malang, BPBD Kabupaten Malang dan BPBD Kota Malang.
Simak video 'Potensi Tsunami 20 Meter, Nelayan Sukabumi: Tetap Melaut-Waspada':
(iwd/iwd)