Kepala Puskesmas Sememi, dr Lolita Riamawati menyesalkan adanya Satgas COVID-19 Surabaya yang dilumuri kotoran oleh istri pasien. Menurutnya aksi tersebut sangat tidak pantas dilakukan.
Selasa (29/9) sore, tiga petugas Satgas COVID-19 di Surabaya mendapat perlakukan yang tidak menyenangkan, saat mengevakuasi pasien positif COVID-19 dari Rusun Bandarejo ke Rumah Sakit BDH.
Tiga petugas satgas itu terdiri dari Koordinator Tim Surveillance Puskesmas Sememi, Linmas dan seorang driver. Seorang bidan kelurahan setempat juga terlibat dalam proses evakuasi tersebut. Namun dirinya sempat menghindar sehingga tidak sampai dilumuri kotoran.
Sementara tiga petugas itu tidak bisa berbuat apa-apa saat istri pasien mengusapkan kotoran ke baju hazmat mereka. Sebab, saat itu mereka tengah mengangkat pasien.
Lolita menyebut itu sebagai aksi yang tidak pantas dilakukan. Terlebih para petugas bermaksud baik untuk mengevakuasi pasien positif COVID-19 ke rumah sakit. Terlebih pasien tersebut memiliki komorbid sehingga membutuhkan perawatan lebih.
"Kalau menurut teman-teman (petugas yang dilumuri kotoran) semua sih, mereka menganggap ini merupakan risiko dari pekerjaan. Tapi kembali ke kita semuanya. Hal semacam itu tidak sepantasnya dilakukan kepada kami yang beretiket baik. Yang ingin melayani masyarakat dengan sepenuh hati," kata Lolita kepada detikcom, Kamis (1/10/2020).
Menanggapi peristiwa itu, ia mengingatkan masyarakat bahwa COVID-19 bukan aib namun berbahaya. Semua orang bisa terpapar.
Maka dari itu, ia mengajak semua pihak termasuk masyarakat untuk turut berperan dalam memutus mata rantai COVID-19. Seperti dengan mematuhi protokol kesehatan dan mengikuti aturan penangan.
Di mana orang positif COVID-19 harus menjalani isolasi. Kemudian semua kontak erat pasien juga harus menjalani tes swab dan karantina.
"Betul, ini (COVID-19) memang nyata ada semuanya bisa kena. Harusnya kalau kita sudah kena, kita sudah punya SOP-nya, dia harus isolasi, keluarganya harus karantina. Ya mohon ini dijalankan dan tidak semakin menyebar ke mana dan kita bisa memutus mata rantai penularan COVID-19," ungkap Lolita.
"Bayangkan ini satu orang saja. Ketika banyak orang seperti begini kapan selesainya COVID-19. Tidak akan terputus mata rantainya. Satu hari saja dia pergi dia bisa menularkan ke siapa saja yang dekat dengan dia. Makanya harus segera isolasi untuk pasien, karantina untuk keluarganya untuk memutus mata rantai penularannya," pungkas Lolita.