Ketua takmir Masjid Jenderal Ahmad Yani, Hablul Matin mengatakan rencana awal memang kegiatan yang digelar ba'da magrib itu diselingi dengan pemutaran film G30S/PKI.
Akan tetapi rencana itu kemudian diubah karena pertimbangan akan penyebaran virus Corona. "Memang rencana awalnya begitu (Nobar), tetapi kemudian kami batalkan dengan kajian oleh para ulama sebagai penggantinya," ungkap Matin kepada detikcom di Masjid Jenderal Ahmad Yani Jalan Kahuripan, Kota Malang, Rabu (30/9/2020), malam.
Pantauan detikcom, puluhan jemaah terlihat menghadiri kegiatan di Masjid Jenderal Ahmad Yani. Selama kegiatan, aparat kepolisian nampak berjaga di luar halaman masjid.
![]() |
Ruang dalam masjid nampak dipenuhi jemaah untuk mendengarkan secara langsung pandangan sekaligus fakta yang ditemukan beberapa penceramah yang diundang, soal kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Salah satu penceramah, Ustaz Andri Kurniawan menyampaikan sejumlah fakta akan munculnya kader PKI di Indonesia.
Bahkan Ustaz Andri menyebut mereka sudah menduduki sejumlah jabatan penting. "Kita dikejutkan beberapa hari lalu, munculnya kader Gerwani di Taman Mini Indonesia. Kalau umat Islam bersatu, akan banyak masalah umat bisa teratasi," ucap Ustadz Andri.
Masih dalam kajian kupas tuntas G30S/PKI itu, Ustaz Andri membeberkan bagaimana menemukan fakta-fakta bangkitnya PKI yang disokong dana asal luar negeri.
"Kongres nasional PKI terakhir digelar di Magelang. Jawa Tengah adalah pusatnya. Bahkan, kita menemukan pusat pendanaannya. PKI digunakan sebagai entry poin menekan Indonesia menjadi negara sekuler," ujar Pengasuh Ponpes Al Firqoh An Najiyah, Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, ini.
Kajian kupas tuntas G30S/PKI selesai sekitar pukul 21.30 WIB, ditutup dengan kuis dari panitia seputar sejarah kelam pengkhianatan PKI yang terjadi tahun 1965. (iwd/iwd)