"Benar, sejak 2 hari yang lalu kami sudah sosialisasi dan ini kami imbaukan juga," kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto kepada detikcom, Sabtu (19/9/2020).
Menurut Irvan, masker scuba, selain tak efektif menangkal penyebaran COVID-19, juga bahan yang dipakai terlalu tipis. Sehingga bisa memecah droplet menjadi lebih kecil. Karena lebih kecil, maka droplet itu jadi mudah terbang (airbone).
"Karena efektivitasnya menangkal cuma 5 persen. Selain itu bahannya tipis dan hanya memiliki satu lapisan. Sehingga bisa membuat droplet terpecah lebih kecil dan terbang," jelas Irvan.
Sebagai gantinya, lanjut Irvan, ia menyarankan masyarakat memakai masker jenis medis bedah atau masker yang mempunyai 2 atau 3 lapisan. Sebab efektivitas menangkal droplet jauh lebih besar dari masker scuba yang hanya 5 persen.
"Sarannya pakai masker bedah atau medis. Karena efektivitasnya menangkal droplet bisa mencapai 80 persen sampai 95 persen," imbaunya.
"Atau masker yang mempunyai bahan dengan 2 atau 3 lapisan. Itu juga bisa menangkal droplet dari 50 persen sampai 70 persen," tambah Irvan.
Menurut Irvan, pihaknya hampir setiap hari telah membagi-bagikan masker bagi masyarakat. Bahkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sendiri kadang sampai turun.
"Ibu Wali Kota hampir setiap hari dan Minggu membagikan masker diikuti segenap jajarannya," pungkas Irvan. (sun/bdh)