Malam ini, beberapa tempat nongkrong di Surabaya tak seramai saat malam Minggu. Meski demikian, masih banyak orang yang tidak memakai masker.
Pantauan detikcom di sejumlah warung kopi (warkop) di Jalan Raya Tenggilis, hanya tampak beberapa orang saja yang sedang nongkrong. Padahal jika malam Minggu biasanya ramai pengunjung.
Pemandangan yang sama juga tampak di sekitar Suramadu. Warga yang nongkrong tak seramai malam Minggu. Namun tetap banyak penjual makanan dan minuman di sekitar jembatan penghubung Surabaya dan Pulau Madura itu.
Sayangnya, kebanyakan orang tidak mengenakan masker. Baik penjual maupun pembeli. Ada yang memakai masker, namun tidak digunakan dengan tepat.
Salah seorang penjual makanan, Ida mengaku tidak bisa berbicara dengan jelas saat mengenakan masker. Sedangkan ia harus berkomunikasi dengan pembeli untuk mengetahui maksud atau keinginan pembeli.
Maka dari itu, ia mengaku kerap menyangkutkan maskernya di dagu. Ketika tidak perlu banyak berbicara, ia langsung menaikkan maskernya hingga menutup hidung dan mulut.
"Kalau ngomong suaranya kecil, nggak kedengeran, jadi diturunkan. Nanti dibenerin lagi," kata Ida kepada detikcom, Jumat (18/9/2020).
Sabtu (12/9), petugas gabungan yang terdiri dari Dinkes Surabaya dan pihak-pihak terkait menggelar rapid test terhadap sejumlah orang di bawah kaki Jembatan Suramadu. Dari 659 warga yang di-rapid test, 37 di antaranya reaktif.
Kawasan Genteng Surabaya juga menjadi tempat nongkrong yang kerap didatangi kaula muda Surabaya. Selain lokasinya yang berada di tengah kota, di kawasan tersebut juga dianggap cocok untuk berwisata kuliner.
Kawasan tersebut juga sempat menjadi sasaran petugas gabungan dalam menggelar rapid test dadakan. Hasilnya, ada 14 orang yang reaktif dari kawasan tersebut.
Kelompok usia muda (usia 15 hingga 34 tahun) di Kota Surabaya banyak yang terkonfirmasi COVID-19, dan diduga karena suka nongkrong. Berdasarkan data Dinkes per 14 September 2020 jumlahnya mencapai 3.879 orang. Atau 29,36 persen dari total kasus positif di Surabaya.