Geolistrik merupakan alat untuk mengetahui keberadaan lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara menginjeksikan arus listrik ke dalam tanah. Geolistrik juga merupakan salah satu metode geofisika aktif, karena arus listrik berasal dari luar sistem.
"Kami akan segera mendatangkan alat geolistrik," kata Kasi Sejarah dan Purbakala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bondowoso, Heri Kusdaryanto, Jumat (18/9/2020).
Heri mengaku sudah berkoordinasi dengan Balai Pelestrian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan tentang alat geolistrik tersebut. Namun, pihak BPCB tak memiliki alat itu. Alternatifnya, menggunakan jasa pihak lain.
"Memang ada beberapa pihak yang punya alat itu. Salah satunya ITS Surabaya. Mungkin itu alternatif yang akan kami upayakan," papar arkeolog jebolan Universitas Udayana, Bali ini.
Selain itu, pihak pemerintah setempat juga akan segera melakukan ekskavasi terhadap temuan benda-benda bersejarah dan struktur bangunan yang diperkirakan peninggalan zaman Majapahit tersebut.
Namun, sosialisasi masih terus dilakukan pada masyarakat setempat. Sebab, benda maupun struktur bangunan peninggalan bersejarah itu posisi ada di tengah perkampungan padat.
Sebelumnya diberitakan, benda-benda bersejarah diperkirakan peninggalan zaman Majapahit ditemukan di Desa Alas Sumur, Pujer, Bondowoso. Dari strukturnya, tempat tersebut diperkirakan merupakan permukiman.
Berdasarkan temuan dari tim BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Trowulan, struktur yang ditemukan tersebut mengindikasikan sebuah permukiman yang cukup besar di zaman itu.
Simak video 'Warga Pasuruan Temukan Susunan Batu Bata Kuno Saat Bangun Irigasi':
(iwd/iwd)