Risma Setop Sementara Hotel yang Jadi Tempat Karantina Pasien COVID-19

Risma Setop Sementara Hotel yang Jadi Tempat Karantina Pasien COVID-19

Deny Prastyo Utomo - detikNews
Kamis, 17 Sep 2020 15:27 WIB
wali kota risma
Wali Kota Risma (Foto: Deny Prastyo Utomo)
Surabaya -

Pemkot Surabaya menghentikan sementara kerjasama dengan beberapa hotel yang selama ini menjadi tempat karantina pasien COVID-19 tanpa gejala. Alasanya, karena sudah tidak ada pasien yang dirawat di situ.

"Karena pasien kita habis, yang selama ini dirawat di hotel itu sudah kosong. Jadi mulai kemarin itu hotel kita setop dulu karena tidak ada pasien yang disitu, biasanya antara 2 sampai 4 hotel," ujar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kepada wartawan di rumah Dinas Wali Kota di Jalan Sedap Malam, Kamis (17/9/2020).

Risma mengatakan penyetopan hotel sebagai tempat karantina dilakukan sejak kemarin. Pihaknya juga terus melakukan percepatan tes swab kepada pasien sehingga hasilnya cepat keluar. Apalagi saat ini, Pemkot Surabaya sudah memiliki Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Surabaya yang difungsikan untuk memeriksa spesimen.

"Kemarin tinggal 4 pasien dan kita percepat swabnya hasilnya bisa segera keluar, sehingga hotel saat ini kosong, sudah 2 hari ini dan kita tidak manfaatkan," kata Risma.

Sedangkan untuk hotel asrama haji yang selama ini digunakan oleh Pemkot Surabaya sebagai tempat isolasi pasien COVID-19, kemungkinan ke depan tidak akan digunakan lagi. Saat ini ada 101 pasien yang masih dirawat di sana.

"Dari 101 pasien, kemungkinan hari ini keluar 75. Jadi kita juga cek, hari ini tidak ada yang perlu dikarantina di sana. Kemungkinan besok juga kita akan setop dulu yang asrama haji. Karena kemungkinan yang 25 itu kita dorong untuk bisa keluar hari ini atau paling lambat besok," ungkap Risma.

Lihat juga video 'Momen Risma Sujud Sambil Nangis di Hadapan IDI, Kenapa?':

[Gambas:Video 20detik]



Risma mengungkapkan selama ini pihaknya telah melakukan tes serologi yang tingkat akurasinya 80 persen dan bukan rapid test yang tingkat akurasinya lebih rendah. Dengan begitu lebih tepat untuk mendeteksi warga surabaya terpapar atau tidak. Dan tes swab massal juga terus dilakukan.

"Artinya kalau itu masuk asrama haji, ini kita dorong warga yang isolasi mandiri di rumahnya sekitar 200-an. Itu kita dorong untuk bisa masuk asrama haji. Tapi kalau mereka tidak mau ya kita akan tutup sementara asrama haji. Karena posisinya pasien yang mau di situ sudah habis," lanjut Risma.

Risma meminta kepada warga Surabaya untuk terus mematuhi dan disiplin terhadap protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 secepat mungkin.

"Ini sekali lagi bukan sombong, Naudzubillah Min Dzalik, kita tidak pingin itu terulang. Tapi saya berharap tetap warga harus disiplin, karena kita ingin memutus mata rantai itu secepatnya. Kalau itu masih ada penularan, kita harus jaga terus gitu," ungkap Risma.

Meski pihaknya nanti bisa menyetop mata rantai penularan COVID-19, Risma meminta warga tetap harus displin menjalankan protokol kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak, dan rajin mencuci tangan.

"Toh itu juga baik-baik saja. Artinya kita rajin cuci tangan untuk kesehatan kita, pakai masker juga untuk kesehatan kita, kemudian jaga jarak untuk kesehatan kita, itu semuanya bagus. Ada atau tidak COVID-19 ini, sebetulnya itu perilaku yang bagus, artinya tetap bisa kita lanjutkan (protokol kesehatan)," tandas Risma.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.