"Penutupan sejak Selasa (15/9) kemarin diperkirakan sampai Senin (28/9) mendatang," ujar Kades Karanggebang, Abdul Basyid kepada wartawan, Rabu (16/9/2020).
Basyid menambahkan, keputusan lockdown diambil karena ada dua warganya yang terkonfirmasi positif COVID-19. Akses keluar masuk warga hanya melalui satu jalur. Yakni jalan penghubung antara Karanggebang dan Tegalsari. Jalur ini pun dijaga oleh dua orang selama 24 jam yang dibagi dalam tiga shift.
"Penutupan ada 8 hingga 10 jalan, seperti perbatasan antara Mojorejo, Kradenan, Kutu Kulon, Jetis itu sudah tertutup dengan rapi dan insyaallah tidak bisa dilewati kendaraan. Semua pintu masuk ke Karanggebang kita tutup total kecuali perbatasan Desa Tegalsari," jelas Basyid.
Menurutnya, bahan makanan bagi warga yang merupakan kontak tracing pasien COVID-19, sebagian disuplai dari pemdes dan juga masyarakat sekitar.
"Kita beri bantuan bahan makanan seperti beras, telur, mi, minyak. Warga sekitar juga turut membantu bahan makanan," papar Basyid.
Sementara di Desa Kutu Kulon ada lima akses jalan yang ditutup total. Terutama di lingkungan yang terdapat warga positif COVID-19. Seperti yang disampaikan Kepala Desa Kutu Kulon Supriono.
"Di Kutu Kulon yang terkonfirmasi positif empat orang, satu meninggal dunia. Sedangkan tiga lainnya diisolasi di rumah sakit," pungkas Supriono.
Tonton video 'Ada Pedagang Positif Corona, Pasar Mayestik Tutup 3 Hari':
(sun/bdh)