Dalam materi yang bersifat ideologis, Eri mengakui materi tersebut semakin melengkapi bekal teknokrasi yang telah dimilikinya selama belasan tahun berkiprah di Pemkot Surabaya. Ia menyebut perpaduan bekal tersebut akan sangat berguna kelak ketika akan memimpin dan membangun Kota Pahlawan.
"Kukuhnya ideologi berpadu dengan pengalaman strategis dan teknis yang telah kami lalui tentang tata kota, drainase, arsitektur, kota masa depan, hingga good governance. Insyaallah semuanya menjadi bekal ketika memimpin Surabaya," kata Eri, Selasa (15/9/2020).
Menurut Eri, berbagai materi dan penguatan ideologi serta pemikiran Bung Karno, mengingatkannya kepada berbagai program kerakyatan yang telah dibangun oleh Wali Kota Tri Rismaharini. Sebab, banyak di antara program kerakyatan di Surabaya karena terinspirasi pemikiran Bung Karno dalam menempatkan kemandirian rakyat sebagai tujuan utama kebijakan politik negara.
"Makanya di tengah kemajuan pesat Surabaya, wong cilik selalu diperhatikan. Ada program membagikan makanan bergizi gratis tiap hari ke puluhan ribu warga, fasilitasi usaha rakyat hingga ekspor, ruang publik yang gratis diakses warga untuk rekreasi, hingga penataan kampung," jelasnya.
Secara khusus Eri mengingat program pemberdayaan dan penataan kampung yang terus digeber Risma telah sangat berhasil. Untuk itu, ia bertekad akan meneruskan program-program tersebut, sebab ia sendiri merupakan salah seorang pelopor dan penggeraknya.
"Surabaya dari hari ke hari terus maju dan modern. Namun, Bu Risma kukuh bahwa modernisasi jangan menghilangkan kampung. Sehingga kampung-kampung terus diberdayakan, ditata, dari sisi kebersihan hingga kemandirian ekonominya," terangnya.
"Program-program yang baik dari Bu Risma akan diteruskan, ditingkatkan, diberi sentuhan inovasi sesuai tantangan zaman. Kita gotong royong wujudkan Surabaya kota berkelas dunia yang manusiawi dan menyejahterakan warganya," pungkas Eri. (iwd/iwd)