Pemerintah terus menggenjot pembangunan jalur Pantai Selatan (Pansela) di sepanjang pesisir Jawa Timur. Saat ini tinggal 214 kilometer yang belum tersentuh pembangunan.
Plh Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur Bali, Sodeli, mengatakan saat ini pihaknya tengah melaksanakan empat paket pekerjaan pembangunan yang dibiayai Islamic Development Bank (IsDP), yakni lot 6 di Trenggalek hingga batas Tulungagung. Lot 7 mulai batas Tulungagung-Serang hingga batas Kabupaten Malang. Lot 8 Jember dan lot 9 di Malang.
"Lot 8 itu di Jember dan lot 9 di Malang, itu juga sudah berjalan, kemudian yang lot 8 itu progres sudah jalan 42 persen," kata Sodeli, Minggu (13/9/2020).
Menurut SOdeli, selain dari pembiaayaan IsDP, pemerintah juga memanfaatkan dana APBN, meskipun ruas yang dibangun sangat terbatas. Karena harus menyesuaikan dengan kemampuan keuangan negara.
"Yang bersumber dari APBN masih jalan terus, walaupun memang hanya enam kilometer, dua kilometer. Jadi sesuai dengan kondisi keuangan. Meskipun sedikit-sedikit bisa semoga bisa nyambung 684 kilometer," ujarnya.
Sodeli mengakui dari ruas sepanjang 684 kilometer, terdapat 214 kilometer yang belum tersentuh pembangunan. Rencananya ruas tersebut akan diusulkan untuk masuk dalam program pembangunan secara bertahap mulai 2021 mendatang.
"214 kilometer tadi yang sisa, yang masih diusulkan 2021 dan selanjutnya sedang kami usulkan. Kalau target penyelesaian 684 kilometer, kalau lancar ya lima tahun. Jadi ya 2024 atau setelah itu," imbuhnya.
Sodeli mengatakan khusus untuk pembangunan jalur Pansela di wilayah Tulungagung dan Trenggalek saat ini terdapat dua seksi yang sedang dalam tahap pembangunan, yakni lot 6 mulai dari Prigi-batas Tulungagung-Klatak-Brumbun sepanjang 17,78 Kilometer, serta lot 7 batas Tulungagung-Sedang hingga batas Malang sepanjang 12,85 Kilometer.
"Kalau lot 6 Prigi, Klatak, Brumbun, targetnya April 2023 tapi kami bisa usahakan untuk mempercepat. Kemudian yang di Brumbun atau lot tujuh akan diselesaikan Oktober 2022," ujar Sodeli.
Jika pekerjaan lot 6 dan 7 berjalan lancar maka jalur Trenggalek yang melintasi Kecamatan Durenan, Prigi hingga Tulungagung selatan akan tersambung pada awal Tahun 2023.
"Tinggal dari Brumbun ke arah lot tujuh yang ada 34 kilometer. Kalau 2021 diprogramkan yang 34 kilo maka 2023 bisa tembus sampai ke Blitar," imbuhnya.
Sementara itu Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan pembangunan jalur Pansela atau JLS sejalan dengan RPJMD Jawa Timur untuk menyetarakan perkembangan ekonomi selatan dengan sisi utara.
"Tiga area yang menjadi fokus Perpres 80 2019 salah satunya adalah Selingkar Wilis. Nah JLS ini akan menjadi satu kesatuan dari maksimalisasi percepatan pembangunan ekonomi di Selingkar Wilis. Dan ini menjadi bagian penting dari format RPJMD kita adalah pembangunan berbasis kewilayahan," kata Khofifah.
Dengan kelancaran konektivitas diantara daerah di sisi selatan Jatim, diharapkan tidak lagi terjadi kesenjangan perekonomian di sisi selatan dengan sisi utara Jatim.
"Nah wilayah selatan topografi wilayahnya kita bisa melihat, sehingga harus ada koneksivitas antara satu titik ke titik strategis yang lain, sehingga dirintis melalui JLS ini," jelasnya.