Hingga hari ini, Minggu (13/9/2020), data dari https://covid19.go.id/peta-risiko menunjukkan 9 hari lamanya Kota Pahlawan ada pada risiko sedang.
"Sudah 9 hari. Ya memang kita harus pertahankan itu," kata Wakil Sekertaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto kepada detikcom, Minggu (13/9/2020).
Irvan pun berharap penyebaran COVID-19 di Surabaya berangsur berkurang dan bisa dikendalikan. "Jadi kalau dari kita mengacu bahwa zona ini sudah oranye, mudah-mudahan ini bisa berangsur-angsur terus bisa kita kendalikan," harapnya.
Selama ini Pemkot Surabaya terus berusaha mengendalikan penyebaran COVID-19 dengan berbagai kegiatan. Di antaranya operasi patuh protokol kesehatan. Selanjutnya juga ada pula rapid test atau swab setiap hari terus dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran.
Terlebih, Pemkot Surabaya mewajibkan kepada pendatang maupun warga Surabaya yang dari luar kota untuk menunjukkan tes swab. Ini dilakukan untuk mengendalikan arus keluar masuk orang ke Kota Pahlawan ini.
"Oleh sebab itu, kita harus kendalikan arus keluar masuk orang. Kita harus kendalikan atau pertahankan zona ini menjadi kuning dan hijau," jelasnya.
Penekanan dan pemutusan mata rantai di Surabaya tentunya tidak hanya dilakukan Pemkot Surabaya saja. Melainkan peran masyarakat yang sangat dibutuhkan untuk menjaga zona agar tidak kembali merah.
"Dan upaya itu gak hanya bisa dilakukan pemerintah, perlu disertakan pelibatan masyarakat, untuk bersama-sama menjaga zona ini," kata dia.
"Makanya itu, kita minta kampung wani atau satgas kampung wani ini bisa bertahan melawan COVID-19," pungkasnya. (fat/fat)