Jubir Satgas COVID-19 Kabupaten Blitar, Krisna Yekti mengatakan, awalnya satu dokter hewan terkonfirmasi positif COVID-19 karena mobilitasnya sangat tinggi. Sehingga tim tracing kesulitan mengetahui darimana paparan itu berasal.
Kemudian tindakan selanjutnya adalah melakukan rapid massal, ditemukan sebanyak 17 yang hasilnya reaktif. Dari mereka inilah, dilanjutkan dengan swab dan hasilnya ada 5 yang positif.
"Jadi yang dariinas Peternakan dan Perikanan semua ada 6 orang. Mereka terdiri tiga dokter hewan, dua paramadik dan satu bagian keuangan," jelas Krisna dikonfirmasi detikcom, Sabtu (12/9/2020).
Tracing kemudian dilanjutkan kepada semua kontak erat dengan pasien yang tergolong asimptomatik atau tanpa gejala ini. Dinkes Pemkab Blitar sampai saat ini masih dalam proses tracing untuk menentukan kapan mereka bisa di tes swab massal.
"Kami juga rekomendasikan kantor ditutup sejak Senin tanggal 8. Dan baru kembali beraktivitas Senin pekan depan, atau tanggal 15 September 2020," tambahnya.
Ke-6 pegawai melakukan isolasi mandiri di gedung LEC di Kecamatan Garum. Sesuai protap, mereka yang asimptomatik akan menjalani isolasi selama 10 hari. Dan kemudian diizinkan pulang tanpa harus menjalani tes swab lagi. Namun akan diberikan semacam sertifikat jika telah menjalani masa isolasi.
Paparan di kantor Disnakkan merupakan klaster ke empat yang terjadi di wilayah Kabupaten Blitar. Pertama di kantor BNN Kabupaten Blitar, lalu di Prokopim Pemkab Blitar, kemudian di inspektorat dan kali ini di kantor Disnakkan Jalan Cokroaminoto No 22 Kota Blitar.
Namun sejak tanggal 8 September, Kabupaten Blitar dinyatakan masuk zona oranye. Sementara data per Sabtu (12/9) jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19sebanyak 458. Dengan jumlah kesembuhan sebanyak 383, 41 masih dalam pemantauan dan 34 meninggal dunia. (fat/fat)