Kepala Dispendik Surabaya, Supomo mengatakan, materi yang akan disiarkan secara langsung sudah terlebih dahulu dilakukan penyaringan. "Kalau materi selama ini sudah dilakukan penyaringan, sudah dilakukan pembahasan. Apalagi materi yang disampaikan adalah materi dari buku tema. Buku yang kemudian dikeluarkan sudah resmi dari Kementerian Pendidikan. Cuman tinggal improvisasi dari masing-masing guru saja, kemungkinan terjadi kesalahan," kata Supomo saat jumpa pers di Kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (9/9/2020).
Ia menegaskan, agar kejadian serupa tidak terulang, pihaknya akan mengubah sistem penayangannya. Yang awalnya disiarkan secara langsung atau live akan diubah menjadi tidak langsung. Atau akan direkam terlebih dahulu dan baru disiarkan di televisi.
"Setelah kejadian ini, kemarin kita melakukan evaluasi mungkin lebih safety-nya kami tidak melakukan siaran langsung. Supaya tidak terjadi hal-hal seperti ini," imbuh Supomo.
Supomo berharap, dengan dilakukan rekaman terlebih dulu, akan ada koreksi sebelum tayang. "Sebelum ditampilkan kami bisa melakukan koreksi terhadap materi yang sudah direkam itu," tambah Supomo.
Menurutnya, pembelajaran melalui televisi dibutuhkan masyarakat di tengah pandemi COVID-19. Sebab ada yang tidak memiliki gadget maka dibutuhkan media lain untuk belajar.
"Pembelajaran ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Masyarakat kita ini ada yang kesulitan baik dengan kuota (internet), tidak punya gadget. Sehingga dibutuhkan media lain masih bisa tetap belajar. Maka muncullah televisi. Bukan hanya SBO, TV9 dan tv lokal yang punya kemauan kuat untuk mendukung pembelajaran di Kota Surabaya ini," lanjut Supomo.
Sebelumnya, @chandra_ds membuat tweet disertai video di twitter pada Selasa (8/9) pukul 12.09 WIB. Di tweet pertama, akun @chandra_ds menuliskan "Program pembelajaran GURUku di @sbotv 8 September 2020 untuk kelas 1 SD, menjelaskan simbol sila 4 kepala banteng tapi gambar yang ditampilkan lambang PDI-P. @e100ss @dispendiksby1 @SapawargaSby @BanggaSurabaya," tulisnya.
Pada tweet pertama ini, akun tersebut menampilkan screenshot program tersebut beserta logo PDIP yang terpampang serta gambar materi. Hingga kemarin, video itu disaksikan 9.057 kali dan ada 216 retweet serta 182 yang menyukai. (sun/bdh)