Vico, panggilan akrabnya, merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Sutomo (44) dan Uriyati (40). Keluarga ini tinggal di Dusun Ploso, Desa Plosogenuk, Kecamatan Perak, Jombang.
Ditemui di rumahnya, Vico sedang merintih kesakitan di pangkuan ibunya. Rasa panas dan nyeri yang dirasakan bocah 6 tahun ini berasal dari tangan kanannya.
Ya, tangan Vico membengkak mulai ketiak. Ujung jemarinya juga nampak membesar. Terdapat beberapa benjolan pada tangan tersebut.
"Yang dirasakan Vico sakit cenut-cenut dan panas," kata Uriyati kepada wartawan di rumahnya, Kamis (3/9/2020).
Ibu tiga anak ini menuturkan, Vico divonis dokter menderita tumor ganas pada Juni 2020. Itu setelah anak bungsunya itu melalui beberapa tahap pemeriksaan medis.
"Awalnya badannya panas dan ada benjolan di tangan. Saya periksakan ke dokter, disuruh kasih air hangat. Sebulan kemudian disuruh foto, katanya daging tumbuh atau uci-uci. Sebulan lagi membesar. Saya periksakan ke laboratorium, ternyata tumor ganas," terangnya.
Setelah divonis mengidap tumor ganas, lanjut Uriyati, Vico dirujuk ke RS Pelengkap Medical Center, Jombang. Namun, rumah sakit swasta tersebut tidak mampu merawat sehingga merujuk Vico ke RSU Dr Soetomo, Surabaya. Biaya pengobatannya menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
"Penanganan di Soetomo diperiksa-periksa. Anaknya takut sama jarum, minta pulang setelah seminggu dirawat. Disuruh nunggu operasi tapi masih lama, sampai tiga bulan karena antrean," ungkapnya.
Tak tega dengan kondisi putranya, Uriyati dan Sutomo pun membawa Vico ke pengobatan alternatif di Tuban. Pengobatan herbal itu dia tekuni sampai saat ini. Hanya saja, biaya pengobatan tersebut tak terjangkau oleh keluarga ini.
"Pengobatannya satu minggu sekali butuh biaya Rp 1 juta. Selama ini disumbang tetangga dan saudara," jelasnya.
Perekonomian keluarga Vico memang tergolong rendah. Sebagai tulang punggung keluarga, Sutomo hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Salah satunya mencari rumput untuk sapi warga di sekitar tempat tinggalnya. Sedangkan Uriyati hanya ibu rumah tangga.
"Penghasilan suami rata-rata Rp 40.000 sehari, hanya cukup untuk makan," cetusnya.
![]() |
Uriyati berharap, pemerintah memberi bantuan agar Vico segera dioperasi. Karena dia khawatir tumor ganas akan semakin menyebar ke tubuh buah hatinya itu.
"Harapannya supaya ada bantuan dari pemerintah supaya anak saya bisa berobat sampai sembuh," ujarnya.
Kepala Desa Plosogenuk menjelaskan, pihaknya berupaya membantu pengobatan Vico dengan menggalang donasi dari warga. Sejauh ini sumbangan dari penduduknya baru terkumpul Rp 2 juta.
"Donasi itu sudah kami salurkan. Akan ada lagi yang menyumbang. Kami juga mengupayakan melalui Baznas, sudah disurvei ke rumahnya," tandasnya. (iwd/iwd)