Sri adalah warga di perumahan Pesona Jl Cipta Karya Gang Bahagia II, Kelurahan Sialang Munggu Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Ibu dari empat orang anak yang tinggal bersama orang tuanya itu harus menahan rasa sakit atas penyakitnya itu.
Penyakit ini diketahui saat Sri merasakan ada kejanggalan di bagian kepalanya pada April 2018 lalu. Saat itu dia demam panas karena ada benjolan kecil di kepala bagian depannya. Dia pun berobat ke klinik rujukan BPJS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itu saya hanya dikasih obat. Katanya benjolan kecil itu tiroid," kata Sri kepada wartawan, Minggu (12/1/2020).
Setelah berobat, benjolan yang ada di kepalanya ternyata semakin membesar. Pihaknya keluarganya pun kembali merujuk ke rumah sakit. Pihak rumah sakit pun mengeluarkan diagnosis atas penyakit yang diderita Sri.
"Terus saya ke rumah sakit umum di Pekanbaru. Setelah dilakukan cek menyeluruh, benjolan di kepala saya disebut penyakit kanker kepala ganas," kata Sri.
Tonton juga 400 Korban Banjir Keluhkan Sakit di Posko Kesehatan Ciledug :
Menurut Sri, saat berkonsultasi dengan pihak rumah sakit, awalnya kanker di kepalanya akan dioperasi dengan mengganti batok kepalanya. Hanya saja tim medis menilai risiko pengangkatan kanker di kepala itu sangat tinggi.
"Dokter bedah syarafnya katanya sudah tidak mau ngangkat (operasi). Kalau kata dokter bedah syaraf kemarin tengkorak kepala saya mau diganti. Karena risiko sudah terlalu besar, dokternya tak mau lagi," kata Sri.
Sri menyebutkan, pada Mei 2019 lalu, dia sempat dirujuk dari RSUD Pekanbaru ke rumah sakit di Bandung, namun kini telah kembali ke Pekanbaru.
Sri kini hanya bisa berdoa agar ada solusi untuk mengangkat kanker ganas di kepalanya itu. Upaya pengobatan alternatif juga sudah dia lakukan mulai dari terapi dan minum obat herbal. Namun kanker ganas kepala ini tak kunjung terobati.
Sri yang merupakan istri dari tukang bangunan itu mengharapkan uluran tangan dari donatur yang bermurah hati untuk membantunya soal dana. Dia berharap ada jalan terbaik untuk pengangkatan kanker di kepalanya.
"Saya saat ini hanya bisa menunggu bantuan masyarakat untuk bisa operasi. Mudah-mudahan ada donatur yang mau membantu untuk biaya pengobatan ini," harap Sri.
Halaman 2 dari 2