Pakar Sebut PDIP Akan Rekom Whisnu dan Eri di Pilkada Surabaya

Pakar Sebut PDIP Akan Rekom Whisnu dan Eri di Pilkada Surabaya

Amir Baihaq - detikNews
Rabu, 02 Sep 2020 13:54 WIB
Saat Risma Berdua dengan Whisnu di Konsolidasi PDIP Jatim
Whisnu Sakti Buana dan Tri Rismaharini (Foto file: Amir Baihaqi/detikcom)
Surabaya -

DPP PDIP akan mengumumkan rekomendasi Calon Wali Kota-Calon Wakil Wali di Pilkada Surabaya hari ini, Rabu (2/9/2020). Lalu siapa yang paling berpeluang mendapat rekomendasi untuk maju?

Pakar politik Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Kacung Marijan MA menyebut peluang Whisnu Sakti Buana Calon Wali Kota berpasangan dengan Eri Cahyadi sebagai Wakil Wali Kota sangat besar.

"Yang paling enak bagi PDIP ya digabung Whisnu dan Eri," kata Kacung saat berbincang dengan detikcom, Rabu (2/9/2020).

Kacung kemudian menjelaskan bahwa saat ini di Kota Pahlawan terdapat tiga faksi di tubuh PDIP. Tiga faksi itu yakni kelompok Whisnu, Tri Rismaharini dan Bambang DH. Namun saat ini yang paling kuat muncul hanya dari kelompok Whisnu dan Risma.

"Sebetulnya ada tiga faksi Bambang. Nah Bambang kan tidak terlalu kuat untuk persaingan ini. Cuma di situ kan ada kelompoknya Whisnu sama Risma. Yang paling enak ya digabung," jelas pria yang juga Wakil Rektor Universitas NU Surabaya (Unusa) itu.

Menurut Kacung, pasangan Whisnu dan Eri ini sebenarnya bukan pasangan ideal. Namun pasangan tersebut berpeluang karena akan menghindarkan PDIP dalam kondisi zero sum game. Ia kemudian menganalogikan zero sum game seperti sarung cekak (pendek).

"Kalau mau zero sum game berat. Zero sum game artinya permainan kalau tidak kalah ya menang. Kalau mau menjalani zero some game maka itu PDIP seperti memiliki sarung cekak," terang Kacung.

"Kira-kira seperti ini gambarannya. Kalau zero sum game, PDIP punya sarung cekak terus di taruh di atas dengkulnya kelihatan, di taruh di bawah udelnya (pusarnya) kelihatan," sambungnya.

"Yang satu mati yang satu hidup. Kalau itu diberlakukan ya berat bagi PDIP. Tapi kalau modelnya sama-sama menang sama-sama ada kalah ya take and give kemungkinan bisa lebih baik," imbuhnya.

Pakar politik Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Kacung Marijan MAPakar politik Unair Prof Dr Kacung Marijan MA/ Foto: Amir Baihaqi

Adapun kerugian lain jika PDIP memakai metode zero sum game, lanjut Kacung, mesin politik PDIP tidak akan maksimal. Sebab, kelompok yang tidak terakomodir akan kecewa.

"Karena kalau Whisnu yang rekom, kelompoknya Bu Risma yang tersingkir bisa lebih berat mendukung. Begitu sebaliknya, kelompoknya Whisnu disingkirkan kemudian kelompoknya Bu Risma direkom, ya kelompoknya Whisnu Cs bisa kecewa juga," tuturnya.

"Nanti kita lihat apakah pakai zero sum game atau pakai kompromi," tandas Kacung.

Halaman 2 dari 2
(fat/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.