"Surabaya ini kalau nggak hati-hati dan berantem sendiri, PDIP bisa kehilangan jabatan wali kota," kata pakar politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, kepada wartawan, Rabu (2/9/2020).
Peta politik di Surabaya sebenarnya tak mudah bagi PDIP. Ada sejumlah parpol yang cukup kuat dan jagoannya juga tak bisa diremehkan.
"PDIP ini cukup plural juga ada PKB, Golkar, bahkan sempat juga Partai Demokrat berusaha untuk mengambil alih kursi di sana," katanya.
Adanya adu pengaruh antar dua orang kuat PDIP di Jatim yakni Tri Rismaharini dan Wishnu Sakti Buana turut mempersulit PDIP memutuskan arah rekomendasi politik menuju Pilkada Surabaya. Karena itu Hendri menyarankan PDIP mengedepankan kompromi. DPP PDIP juga patut mendengarkan masukan dari pimpinan PDIP di daerah sebelum mengambil keputusan.
"Nah sebaiknya sih Megawati lebih mendengarkan tokoh-tokoh PDIP di Surabaya seperti Bambang DH, Risma juga didengarkan karena ini bukan keputusan mudah. Dan yang paling penting jangan berisik sendiri," pungkasnya. (bdh/bdh)