"Saya nggak berani berandai-andai. Tapi yang jelas, komitmen dari Ketua Umum (Megawati Soekarnoputri) dan pengurus lainnya, bahwa kondisi Surabaya seperti ini(sudah dikenal) tidak boleh lebih buruk gitu," ujar Risma kepada wartawan usai sidak di PLTSA TPA Benowo, Selasa (1/9/2020).
Risma mengatakan Megawati memberikan perhatian khusus kepada Kota Surabaya, sebab selama ini Surabaya sudah dikenal di dunia terkait perkembangan kotanya dan prestasinya.
"Kenapa ibu Ketua Umum memperhatikan ini, karena Surabaya sudah dikenal di seluruh dunia. Jadi makanya ibu ketua umum dan semua tim di DPP sana sangat hati-hati menentukan Surabaya, karena tidak ingin Surabaya turun kondisinya," ungkap Risma.
Risma menyampaikan Megawati menilai keberhasilan Kota Surabaya menjadi lebih baik dan maju itu, juga dari partisipasi masyarakat juga
"Ketua Umum juga menyampaikan karena ada kerjasama yang bagus dari Pemerintah Kota, pengusaha, masyarakat, kemudian teman-teman media. Itu kemudian menjadi kota yang sangat bagus. Itu hargai oleh partisipasi itu tadi, juga penyelesain COVID-19 ini," ungkap Risma.
Risma mengatakan dengan kemampuan Kota Surabaya mengelola keuangan dengan baik, maka pemkot bisa memberikan pendidikan gratis dan pengobatan gratis, serta partsipasi masyarakat yang sudah terbangun dengan baik. Menurut Risma, sangat disayangkan jika ia sudah tidak memimpin dan melihat kondisinya Surabaya turun.
"Sayang sekali kalau sudah seperti ini, Kota Surabaya harus turun. Sayang sekali kalau hanya karena pemilihan yang transaksional, kemudian kota ini menjadi turun, sayang sekali gitu," ungkap Risma.
"Terus terang saya juga sedih, ibu (Megawati) juga takut gitu. Karena Ibu ke Jepang, semuanya menyebut Surabaya. Terus terang berat gitu bagi ibu, jangan sampai salah memilih begitu. Kemudian menjadi turun Kota Surabaya," lanjut Risma.
Risma menyebut penggantinya nanti untuk memimpin Kota Surabaya haruslah seseorang yang visioner. Agar nantinya tidak kaget ketika ada masalah seperti COVID-19 ini.
"Ya harus lah, Kalau pemimpin tidak visioner ya susah, nanti kaget kalau ada masalah. Coba bayangin saat kejadian seperti COVID-19," tandas Risma. (iwd/iwd)