Massa IKSASS Luruk Polres Situbondo, Tuntut Penipuan Catut Nama Kiai Diusut

Massa IKSASS Luruk Polres Situbondo, Tuntut Penipuan Catut Nama Kiai Diusut

Ghazali Dasuqi - detikNews
Selasa, 01 Sep 2020 18:49 WIB
massa iksas luruk polres situbondo
Massa IKSASS luruk Polres Situbondo (Foto: Ghazali Dasuqi)
Situbondo -

Massa yang mengatasnamakan Ikatan Santri dan Alumni Salafiyah Syafi'iyah (IKSASS) Sukorejo mendatangi Polres Situbondo. Massa menuntut polisi mengusut tuntas kasus penipuan mencatut nama Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi'yah Sukorejo, KHR Azaim Ibrahimy.

Massa yang terdiri dari ribuan orang tersebut bahkan memberi waktu 5x24 jam, agar polisi meringkus seluruh pelaku kasus ini.

"Ini panggilan nurani, karena sudah menyangkut soal harga diri kami dan guru kami. Makanya kami minta polisi tidak main-main menangani kasus ini. Harus diusut tuntas sampai ke akar-akarnya," kata Koordinator Aksi, Sunardi Muhib di sela aksi, Selasa (1/9/2020).

Massa IKSASS mengawali aksinya dengan berkonvoi dari sejumlah titik kumpul di Situbondo. Sebab, mereka tak hanya datang dari Situbondo saja. Tetapi massa berdatangan dari IKSASS luar daerah, seperti tapal kuda, bahkan hingga Madura.

Berikutnya, secara bergelombang mereka mendatangi Mapolres Situbondo. Massa kemudian berkumpul dan memenuhi ruas jalan PB Soedirman, tepat depan Mapolres. Polisi pun menutup ruas jalan tersebut dan mengalihkan arus lalu lintas ke jalur lain.

Ratusan personel kepolisian dan TNI disiagakan mengamankan jalannya aksi damai bertajuk "Penggilan Hati Untuk Keadilan Sang Guru". Tak hanya berorasi saja, selama aksi massa IKSASS juga menggelar doa bersama. Mulai dari pembacaan Rathibul Haddad, istighasah, hingga selawat nabi.

Menariknya, selama doa bersama berlangsung, Kapolres Situbondo AKBP Ach Imam Rifa'i tampak juga ikut berdoa. Dia ikut duduk lesehan di atas aspal bersama massa IKSASS.

"Ada tiga tuntutan yang akan kami sampaikan. Jika dalam waktu 5x24 jam tidak diindahkan, maka kami akan datang lagi ke sini dengan massa lebih besar. Kami akan support polisi, kami akan doa bersama lagi di sini," tandas Sunardi dalam orasinya.

Tiga tuntutan itu, antara lain tetapkan tersangka terhadap 5 orang yang telah disidik, jadikan tersangka berinisial Z sebagai DPO dan tangkap segera, serta usut tuntas kasus sindikat penipuan mencatut nama kiai ini sampai ke akar-akarnya. Ketiga tuntutan itu sempat dinegosiasikan perwakilan massa IKSASS dengan pihak kepolisian. Hasilnya?

"Alhamdulillah, tiga tuntutan itu sudah selesai. Bapak Kapolres tadi sudah menandatangani tuntutan ini, dengan disaksikan beberapa pihak. Termasuk bapak Dandim dan teman-teman pergerakan," tandas Sunardi.

Sementara Kapolres AKBP Imam Rifa'i di hadapan massa menyampaikan jika pihaknya akan serius menangani kasus ini. Bahkan, hasil dari pengembangan yang dilakukan, pihaknya telah menetapkan satu pelaku berinisial Z sebagai tersangka. Bahkan, pihaknya telah menerbitkan surat Daftar Pencarian Orang (DPO) terhadap Z.

"Bahkan ikhitiar sudah kami lakukan sejak hari pertama. Teman-teman kami sudah mengendap di sana. Karena itu kami mohon doa semoga bisa segera mendapatkan tersangka," tegas Kapolres Rifa'i.

Imam juga mengatakan bahwa para santri juga berperan ikut membantu mengamankan sejumlah orang terkait kasus ini. Namun karena saat itu masih belum cukup bukti, sejumlah orang diamankan akhirnya dikembalikan. Tetapi dari hasil pendalaman, saat ini pihaknya juga telah mengamankan sejumlah HP dan buku rekening bank, sebagai alat bukti.

massa iksas luruk polres situbondoMassa IKSASS luruk Polres Situbondo (Foto: Ghazali Dasuqi)

"Kami juga sudah sowan ke Kiai Azaim dan menyampaikan, bahwa proses yang sekarang berbeda dengan sebelumnya saat kita masih cari alat bukti. Sekarang ini alat bukti sudah ada," ujarnya.

Karena itu, saat ini pihak kepolisian terus berupaya mendapatkan (menangkap) tersangka Z. Dari sini, polisi berharap bisa melakukan pengembangan terhadap pelaku lainnya.

"Kami akan kerja maksimal. Jangankan 5x24 jam, kalau bisa hari ini pasti akan kita lakukan hari ini," tegas polisi dengan 2 melati di pundak itu.

Usai mendengarkan pernyataan Kapolres Rifa'i, massa kemudian menutup aksinya dengan berdoa. Berikutnya, mereka dengan tertib membubarkan diri.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.