Belakangan ini terjadi aksi demonstrasi anti-Islam di beberapa negara Eropa hingga berujung pada penyerangan simbol agama. Misalnya di Swedia, terjadi pembakaran Al-Qur'an dan ada pula kejadian peludahan Al-Qur'an di Norwegia.
Khatib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Safruddin Syarif mengatakan setelah peristiwa perang salib, memang ada pemahaman tentang Islam yang keliru di wilayah Eropa.
"Memang kita tahu setelah perang salib itu di Eropa ada pemahaman yang salah terkait dengan Islam. Di sana seakan-akan Islam mengajarkan sesuatu yang tidak manusiawi. Misalnya masalah penghukuman, masalah pedang dan sebagainya," kata Kiai Safruddin kepada detikcom di Surabaya, Senin (31/8/2020).
Namun, Kiai Safruddin menyebut kesalahpahaman tentang Islam kini mulai luntur. Terlebih di era keterbukaan informasi, banyak masyarakat Eropa yang sadar dan mulai mempelajari hingga memeluk Islam.
"Tapi karena sekarang era terbuka, sudah banyak orang yang sadar akan ketidakbenaran terkait kekerasan dari pada Islam. Sehingga banyak orang di Eropa yang kemudian memeluk Islam," ungkapnya.
"Saya yakin hal ini karena banyaknya kesadaran dari mereka, misalnya di Spanyol yang ternyata, dengan kasus Corona ini membuka mata mereka. Setelah mereka mengadakan suatu penelitian ternyata ada bacaan Qur'an itu bisa menghancurkan virus Corona. Sehingga ajaran Islam mulai dipelajari oleh sebagian penduduk Eropa," imbuh Kiai Safruddin.
Hal ini, lanjut Kiai Safruddin menimbulkan kekhawatiran sebagian masyarakat melihat banyak warga yang mulai mempelajari Islam.
"Nah mungkin di sisi lain khawatir, berbondong-bondongnya umat ini mempelajari Islam, kemungkinan menurut saya, ini lalu dibuatlah isu-isu yang menyatakan bahwa memang ada sebagian umat Islam yang menampilkan Islam dengan wajah keras. Sehingga mereka kemudian melakukan dengan pembakaran Qur'an dan sebagainya," paparnya.
Kiai Safruddin pun yakin, pelaku pembakar hingga yang meludahi Al-Qur'an merupakan orang-orang yang termakan isu dan belum memahami bagaimana agama Islam. Kiai Safruddin ingin umat Islam menghadapi ini dengan kepala dingin sesuai apa yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW bahwa Islam agama yang membawa kedamaian dan rahmatan lil alamin.
"Saya yakin itu, jadi ini sebuah isu yang sengaja diekspos bahwa Islam tidak membawa rahmat bagi seluruh manusia. Tetapi justru membawa kekerasan, di sini mereka-mereka itu termakan isu," lanjut Kiai Safruddin.
"Umat Islam di Indonesia tidak perlu membakar kitab suci yang mereka (para pembakar hingga peludah Al-Quran) anut, dengan membalas melalui hal yang negatif. Justru kita harus balas dengan hal positif," pungkas Kiai Safruddin.