Ada pun berbagai program yang diinisiasinya bahkan sudah dirancang sedemikian rupa ketika Risma masih sebagai ASN. Beberapa program pun sudah berjalan di Surabaya dan diaplikasikan di tingkat Nasional.
Saat menggelar jumpa pers, Risma menceritakan berbagai upayanya dalam membangun Surabaya. Seperti menciptakan program berbasis online seperti e-program dan e-budgeting. Dua program tersebut sudah dirancang sejak tahun 2003 atau ketika ia masih menjadi ASN.
"E-program itu saya buat ketika tahun 2003 dan digunakan Nasional tahun 2010, melalui Keputusan Presiden (Kepres) saat Ibu Megawati masih menjadi Presiden. Ibu Mega jadi Presiden ada keputusan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di mana menyarankan e-budgeting itu," kata Risma kepada wartawan di Rumah Dinasnya, Jalan Sedap Malam, Jumat (28/8/2020).
Risma pun melontarkan pertanyaan, kenapa Surabaya efektif melakukan pembangunan. Dia menjelaskan, sebab program yang berjalan itu bisa efektif dan efisien di tingkat perencanaan di mana dapat mengatur anggaran berbasis kinerja.
Menurut Risma, jika pada nominal tertentu dengan output yang sudah ditentukan, maka output tersebut harus direalisasikan. Sehingga tidak diperbolehkan berhenti pada perencanaan saja.
"Harganya segini kemudian outputnya harus segini. Bukan misalnya uang Rp 100 kemudian terserah buat apa pokoknya output-nya jalan. Bukan begitu, kalau di e-budgeting tidak bisa berbicara seperti itu," ujarnya.
Di dalam program tersebut, lanjut Risma, sudah ada standarnya, seperti untuk biaya perencanaan, biaya umum, dan biaya pengerjaan yang sudah dianggarkan sekian persen. Sehingga ketika programnya di sektor pembangunan jalan, maka dipastikan outputnya ialah jalan.
"Nah, jadi itu yang bikin kemudian Surabaya sangat efisien dan itu kami pegang sampai sekarang. Makanya kenapa kita bisa membangun banyak sekali. Di antaranya ada kita bangun Box Culvert, Frontage Jalan A Yani, kemudian Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB). Kemudian kita juga bisa bangun sekolah dengan fasilitas yang lengkap," pungkas Risma. (iwd/iwd)