"Iya karena testing yang semakin ditingkatkan dan masif dilakukan," kata Irvan kepada detikcom, Jumat (28/8/2020).
Menurutnya, pemkot melalui Dinkes Surabaya hampir setiap hari melakukan testing kepada masyarakat. Baik rapid test maupun tes swab.
Baca juga: Surabaya Kembali Jadi Zona Merah COVID-19 |
Irvan menyampaikan, pada Kamis (27/8) saja ada 691 orang yang di-rapid test dari berbagai wilayah di Surabaya. Bahkan rapid test kepada guru di sekolah juga rutin dilakukan.
"Contohnya pada 27 Agustus 2020. Dalam satu hari dilakukan rapid test kepada 691 orang. Total reaktif 133 atau persentase reaktif 19,2 persen dan nonreaktif 558," jelasnya.
Dia juga menyampaikan, pemkot semakin getol melakukan imbauan kepada masyarakat. Bahkan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini beserta jajaran juga turun ke lapangan, untuk mengingatkan warga agar tidak mengabaikan protokol kesehatan.
"Kuncinya ada di partisipasi masyarakat. Kita percuma melakukan apa pun yang dilakukan pemerintah kalau masyarakat tidak mengubah, tidak sadar dan tidak mengubah perilaku. Alhamdulillah warga Surabaya kesadarannya sudah tumbuh dan sekarang sudah mulai mengubah perilaku, membiasakan yang tidak biasa," lanjutnya.
Data yang dihimpun detikcom, pada Senin (10/8) Surabaya sempat menjadi zona oranye COVID-19. Namun 9 hari kemudian tepatnya Rabu (19/8), Surabaya zona merah. Kemudian 6 hari setelahnya atau pada Selasa (25/8) berganti lagi menjadi oranye dan kini kembali menjadi zona merah.
Tonton juga 'Pentingnya Protokol VDJ untuk Mengurangi Risiko Penularan COVID-19':
[Gambas:Video 20detik] (sun/bdh)