Menurut Ahli Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Dr Ir Annis Catur Adi MSi, para petugas posyandu keliling disarankan menggunakan APD secukupnya saat melakukan pemantauan pertumbuhan balita.
"Jadi para kader dan tenaga kesehatan (Nakes) yang menjalankan tugas posyandu keliling, untuk APD sebenarnya cukup pakai masker dan face shield, tidak perlu pakai pakaian hazmat. Yang ada, para ibu malah takut karena kondisi terbuka di lingkungan perumahan atau kampung tingkat paparan tidak sebesar di rumah sakit," kata Annis, Kamis (27/8/2020).
Sebelum melakukan posyandu keliling, sebisa mungkin para kader dan nakes per kecamatan memberi imbauan terlebih dahulu. Hal itu dirasa penting, agar masyarakat terutama ibu-ibu dan balita menjadi tidak khawatir saat didatangi petugas posyandu.
"Seharusnya ada sosialisasi dulu yang mengena sesuai kebiasaan warga setempat. Sehingga masyarakat terutama ibu-ibu balita yang pengetahuan terbatas, tidak merasa khawatir atau was-was," ujarnya.
Menurutnya, penggunaan masker dan face shield saja sudah cukup aman. Namun juga diimbangi oleh masyarakat yang harus sadar diri dengan memakai masker saat petugas posyandu datang.
"Terkait APD memang sudah sesuai protokol cegah COVID-19, karena itu semua untuk melindungi diri dan juga melindungi anak balita serta ibunya dari penularan. Anak dan ibu juga harus pakai masker," jelasnya.
Dia menyarankan, posyandu keliling akan lebih menarik jika para petugas menggunakan APD unik. Seperti gambar kartun dan gambar lainnya agar tidak menakutkan.
"Bisa juga pakai APD yang lucu-lucu sehingga tidak menakutkan anak-anak. Itu akan mempermudah proses pemantauan tumbuh kembang dan pelayanan imunisasi pada anak, agar dapat tetap dilakukan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang dengan tetap waspada cegah COVID-19," pungkasnya.
Simak video 'Perkotaan Sumbang 64% Kasus Covid-19 Nasional':
(fat/fat)