Dirut PDAM Surya Sembada Mujiaman Sukirno mengundurkan diri dari jabatannya. Mujiaman mengundurkan diri karena ingin mendampingi Bakal Calon Wali Kota Machfud Arifin di Pilwali Surabaya.
Pakar psikologi politik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Andik Matulessy menilai keputusan Machfud Arifin menggandeng Mujiaman sebagai pasangannya di Pilwali Surabaya karena pertimbangan latar belakang birokrat. Hal itu juga diharapkan bisa menjadi kekuatan penyeimbang jika PDIP jadi merekomendasikan Eri Cahyadi (EC).
"Latar belakang sebagai Manajer salah satu badan usaha milik pemkot yang lekat dengan birokrasi diharapkan bisa menjadi petarung bagi EC (Eri Cahyadi). Apalagi alumni ITS yang diharapkan bisa meningkatkan ekspektasi seperti wali kota sebelumnya," kata Andik saat berbincang dengan detikcom, Senin (24/8/2020).
Bagaimana jika Eri Cahyadi tidak mendapat rekom dari PDIP? Andik menyebut pertarungan Pilwali akan semakin menarik. Karena hal itu bisa membuat pendukung Eri Cahyadi berbalik mendukung pasangan Machfud Arifin dan Mujiaman.
"Kalau tidak direkom malah lebih menarik karena MA punya wakil dari birokrasi. Pendukung EC bisa terbang ke MA," jelas alumnus Fakultas Psikologi UGM itu.
Menurut Andik, penunjukan Mujiaman juga bisa dianggap sebagai solusi untuk menghindarkan kecemburuan antar koalisi partai pengusung Machfud. Sebab menjadi rahasia umum masing-masing partai saling menyodorkan kadernya untuk bisa mendampingi sebagai Calon Wakil Wali Kota.
"Latar belakang bukan dari parpol menjadi jalan tengah dan tidak mengecewakan dibandingkan bila mendukung calon dari salah satu parpol," terang Andik.
Dalam sejarah Pilwali Surabaya, lanjut Andik, posisi calon wakil wali kota dianggap mempunyai fungsi strategis yakni mendulang suara. Terutama dari konstituen birokrasi.
"Menguasai konstituen birokrasi adalah penting untuk mengunduh suara, dan walaupun tidak terbuktikan tapi peran atau mantan birokrat untuk mendulang suara sangatlah penting," tukas Andik.
Meski begitu, Andik menilai kurang yakin dengan popularitas Mujiaman. Sebab dalam hal ini Mujiaman belum begitu banyak mendulang prestasi.
Dalam hal ini saya tidak begitu yakin karena belum banyak prestasi yang diunggahkan. Pilihan ini pilihan politik agar MA tidak disesalkan oleh calon parpol lain yang ingin memdampingi dan mengambil suara para ASN," ujarnya.
"Tapi yang jelas ini akan menjadi pertarungan yang hebat antara merah dan hijau. Sebab wakil itu hanya vote getter saja," pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur PDAM Surya Sembada Mujiaman Sukirno mengundurkan diri dari jabatannya. Mujiaman sudah mengajukan surat pengunduran dirinya ke Pemkot Surabaya.
Mujiaman membenarkan informasi tersebut. Dia sudah mengajukan surat pengunduran dirinya sebagai Direktur PDAM Surya Sembada ke Pemkot Surabaya sekitar pukul 08.00 WIB.
"Betul saya mengajukan berhenti dari Dirut PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Saya ajukan tadi pagi jam 8 ke Sekretariat Pemkot," ujar Mujiaman kepada detikcom Senin (24/8/2020).