Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Banyuwangi kembali mengumumkan penambahan jumlah santri yang positif COVID-19 dari klaster Ponpes Darussalam Blokagung. Setelah sebelumnya 77 santri dinyatakan positif, kini tercatat ada 82 santri yang positif COVID-19.
Penambahan 5 santri positif itu merupakan kontak erat dari santri Darussalam, Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi.
"Ada penambahan 5 santri positif COVID-19. Ini sesuai hasil swab yang dilakukan oleh Pemkab Banyuwangi dan Dinkes Provinsi Jawa Timur," ujar dr Widji Lestariono, kepada Dinas Kesehatan Banyuwangi kepada detikcom, Senin (24/8/2020).
Lima santri positif itu, merupakan hasil uji swab dari 6 santri yang reaktif saat di rapid test.
"Satu santri dinyatakan negatif. Sementara 5 santri positif," tambahnya.
Hingga kini, kata pria yang biasa dipanggil Rio ini, ke-82 santri terkonfirmasi positif masih tetap menjalani isolasi mandiri di gedung karantina yang sudah disediakan ponpes Darussalam. Karena kondisi pasien sehat atau dalam kategori orang tanpa gejala (OTG).
Saat ini Satgas Penanganan COVID-19 bersama Dinkes Provinsi Jatim terus berupaya melakukan pemeriksaan kesehatan kepada seluruh kontak erat santri yang terkonfirmasi COVID-19.
Guna mendeteksi penyebaran COVID-19 di kawasan ponpes, santri-santri maupun keluarga santri yang bergejala dan sempat pulang ke rumah masing-masing masih terus diuji swab oleh tim medis di RSUD Blambangan.
"Hari ini kami terus lakukan uji swab kepada kontak erat. Untuk yang di RSUD Blambangan, mereka adalah para santri maupun keluarga santri yang sebelumnya sempat pulang ke rumahnya. Mereka dijemput petugas kesehatan dari Puskesmas masing-masing kecamatan," kata Rio.
Sementara itu, selain penambahan 5 pasien dari kluster Ponpes Darussalam, ada juga 3 pasien positif yang merupakan hasil tracing dari kontak pasien sebelumnya.
Pemkab Banyuwangi bersama seluruh stakeholder saat ini terus fokus menangani pandemi COVID-19 melalui pendekatan perubahan perilaku masyarakat.
Rio menambahkan implementasi perubahan perilaku untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 tersebut adalah lewat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Perubahan perilaku disiplin protokol kesehatan akan menjadi kekuatan masyarakat
"Kalau kita bisa melakukan perilaku dengan konsisten menjaga kedisiplinan serta patuh pada protokol kesehatan maka kita akan mampu memutus mata rantai penularan," pungkasnya.