Alun-alun Suroboyo dibanjiri ratusan warga, setelah diresmikan. Warga banyak yang penasaran. Kamis (20/8) malam, pengunjung Alun-alun Suroboyo membeludak. Sehingga pembatasan pengunjung yang diterapkan Pemkot Surabaya justru menciptakan kerumunan di sekitar alun-alun. Ratusan warga yang tidak bisa masuk alun-alun memenuhi pedestrian Jalan Gubernur Suryo hingga Yos Sudarso.
Apakah Pemkot Surabaya melanggar perwalinya sendiri?
"Kalau terkait dengan jam malamnya kan tidak (melanggar perwali), jam 21.00 WIB sudah bubar. Kalau pagelarannya melebihi jam 22.00 WIB ya melanggar," kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Surabaya Irvan Widyanto saat dihubungi detikcom, Jumat (21/8/2020).
Pada Perwali Surabaya No 33 Tahun 2020 tentang new normal, Pasal 25 A berbunyi antara lain pembatasan aktivitas di luar rumah dilaksanakan mulai pukul 22.00 WIB. Pembatasan aktivitas di luar rumah dikecualikan untuk kegiatan pemenuhan keperluan kesehatan antara lain RS, apotek, fasilitas pelayanan kesehatan. Pengecualian juga berlaku untuk pasar, stasiun, terminal, pelabuhan, SPBU, jasa pengiriman barang serta minimarket yang terintegrasi dengan bangunan sebagai fasilitas pelayanan masyarakat.
Meski pemkot menegaskan tidak melanggar perwali, namun masyarakat yang datang telah memicu kerumunan. Pemkot selama ini mengimbau warga tidak membuat kegiatan yang mengundang kerumunan. Namun warga yang penasaran dengan Alun-alun Suroboyo akhirnya berdatangan. Meski memakai masker, warga tidak menerapkan jaga jarak dan berkerumun di pedestrian saat ada pembatasan pengunjung yang masuk.
Simak video 'Berikut 10 Daerah dari Zona Merah Jadi Kuning, 4 ke Zona Hijau':
"Di situ kita sudah batasi pengunjungnya, ternyata kan dampaknya di pedestrian berkerumun. Di luar ekspetasi dan antusiasme warga luar biasa," ujarnya.
Adanya kritikan dari warga dan netizen, pemkot akan melakukan evaluasi soal perwali Surabaya.
"Iya kita evaluasi semua. Salah satunya juga akan dikaji dengan format-format yang lain. Misalnya seperti balap mobil F1, MotoGP dan sepak bola bisa berlangsung tanpa adanya penonton. Jadi nanti pekerja seni masih bisa tampil dengan format yang masih lain, masih dikaji," jelasnya.
Saat ditanya akankah ada perubahan pada perwali setelah melihat respon dan kritikan warga, Pemkot Surabaya mengaku akan menyesuaikan setiap perubahan.
"Yang jelas situasi pandemi terus berubah, kita menyesuaikan dengan perubahan itu," pungkasnya.