Polisi menemukan unsur pidana pada kasus meledaknya 2 tangki bioetanol di PT Energi Agro Nusantara (Enero), Kabupaten Mojokerto. Anak perusahaan BUMN PTPN X itu menyebut banyak pihak yang terlibat dalam insiden yang menewaskan satu pekerja tersebut.
Polisi telah menaikkan kasus ledakan di PT Enero ke tahap penyidikan. Karena penyidik menemukan unsur pidana dalam peristiwa tersebut. Namun, penyidikan polisi tidak membuat khawatir manajemen PT Enero.
"Kami serahkan proses hukum ke pihak kepolisian, kami akan kooperatif terhadap proses penyidikan ini," kata Humas PT Enero Ariel Hidayat saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (19/8/2020).
Ariel menjelaskan, proyek pembuatan tangki penampungan bioetanol maupun pengelasan pipa di bawah kewenangan PTPN X. Perusahaan pelat merah itu menunjuk kontraktor pelaksana PT Barata Indonesia (BI). Sementara PT Enero hanya menjadi lokasi proyek saja.
"Bahwa yang terlibat dalam ledakan ini banyak pihak. Proyek itu belum serah terima, di bawah PTPN X, dikerjakan oleh Barata. Kebetulan saja lokasi proyeknya ada di tempat kami," terangnya.
Oleh sebab itu, Ariel belum bisa mengetahui keterlibatan PT Enero dalam insiden meledaknya 2 tangki bioetanol sepekan yang lalu. Karena aktivitas proyek yang diduga memicu ledakan di bawah tanggung jawab PT BI dan sub kontraktor CV Agung Jaya Konstruksi (AJK).
"Pada prosesnya, saat pengawasan pihak Enero tidak ada (keterlibatan). Karena itu kan di bawah tanggung jawab pihak kontraktor. Hanya lokasi proyek itu di Enero. Kalau keterkaitan Enero dalam hal ini, intinya dari polisi yang akan melakukan penyidikan," jelasnya.
Tangki penampungan bioetanol berkapasitas 200.000 liter di PT Enero meledak pada Senin (10/8) sekitar pukul 15.15 WIB. Meledaknya tangki ini diduga dipicu pengelasan pipa yang tersambung dengan tangki tersebut. Hawa panas dari pengelasan memicu kebakaran tangki yang disusul ledakan.
Tangki tersebut terpental hingga menghantam tangki di sebelahnya berkapasitas 1,5 juta liter. Tangki raksasa itu pun ikut meledak. Sehingga terjadi dua kali ledakan besar di PT Enero.
Saat kejadian, tangki 200.000 liter sedang diuji coba untuk diisi bioetanol. Ariel pun membenarkan perihal adanya uji coba tangki yang meledak.
"Terkait pada saat pengelasan ada proses pengisian (bioetanol) kami belum tahu informasi itu. Memang ada uji coba tangki. Saya kira semua pihak mestinya melakukan prosedur saat pengelasan. Kelalaian di mana? Ini dalam penyidikan kepolisian," tandasnya.
Ledakan terjadi di PT Enero di Desa Gempolkrep, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto pada Senin (10/8) sekitar pukul 15.15 WIB. Dua kali ledakan mengakibatkan satu pekerja tewas, sedangkan 10 pekerja lainnya menderita luka bakar. Mayoritas para korban pekerja dari CV AJK. Hanya satu pekerja dari PT BI yang menjadi korban.
Selain merenggut korban jiwa, dua kali ledakan besar di PT Enero merusak 57 rumah warga Dusun Sukosewu, Desa Gempolkrep. Dusun ini terletak di sebelah timur, selatan dan utara titik ledakan. Kerusakan rumah penduduk tergolong ringan dan sedang. Seperti plafon ambrol, dinding retak dan kaca jendela depan rumah pecah.
Sebelum ledakan terjadi, para pekerja proyek sedang mengelas pipa yang terhubung dengan tangki penampungan bioetanol berkapasitas 200.000 liter. Tangki di PT Enero itu baru terisi sekitar 59.000 liter bioetanol. Pengelasan pipa itu yang diduga memicu kebakaran pada tangki.
Tangki yang terbakar lantas meledak. Bagian tangki tersebut terpental menghantam tangki berkapasitas 1,5 juta liter. Sehingga tangki raksasa untuk menampung bioetanol dengan kadar 96 persen itu ikut meledak. Sehingga ledakan kedua lebih besar dibandingkan yang pertama.